Pembuatan sistem rakit apung tidak memerlukan banyak biaya. Alat dan bahan yang dibutuhkan hanya kolam penampungan nutrisi, styrofoam, rockwool, net pot dan aerator.
Selain itu, sistem hidroponik ini juga tidak memerlukan berbagai alat dan instalasi tambahan seperti sistem hidroponik lainnya.
Sistem rakit apung yang sederhana, tentu akan menurunkan biaya operasional. Hal ini karena hanya sedikit kegiatan yang perlu dilakukan.
Baca juga: Mudah, Begini Cara Meracik Pupuk Hidroponik
Perawatan yang perlu dilakukan hanya membersihkan kolam penampung dan sering mengecek kondisi nutrisi, sehingga siapa pun bisa menanam tanaman dengan sistem hidroponik rakit apung.
Sistem rakit apung hanya menggunakan aerator untuk sumber listriknya. Apabila terjadi pemadaman, tanaman tidak akan berpengaruh, karena air dan nutrisi selalu tersedia.
Setiap sistem hidroponik pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut ini beberapa kekurangan sistem rakit apung yang perlu diketahui.
Baca juga: 5 Sayuran Hidroponik yang Potensial Dibudidayakan
Akar tanaman yang sebagian besar terendam oleh larutan nutrisi terus menerus, menyebabkan akar tanaman rawan busuk. Oleh sebab itu, harus memilih tanaman yang tahan terhadap air berlebih seperti kangkung, pakcoy, dan selada.
Penerapan sistem di ruang terbuka tidak dapat dilakukan. Pasalnya saat terjadi hujan, kolam penampungan larutan nutrisi akan bercampur dengan air hujan, sehingga kandungan nutrisi akan berubah.
Rakit apung tidak bisa disusun seperti sistem lainnya, sehingga memerlukan lahan yang luas.
Air dan larutan nutrisi yang tidak bersirkulasi, menyebabkan kadar oksigen berkurang. Solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan memasang aerator.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.