Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Kelebihan dan Kekurangan Hidroponik Rakit Apung

Kompas.com - 22/11/2022, 17:51 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan dunia pertanian saat ini, membuat siapapun dapat melakukan budidaya tanaman dengan mudah. Kemajuan pada bidang pertanian ini, bahkan dapat menanam tanaman tanpa menggunakan media tanah sama sekali.

Cara budidaya tersebut dikenal dengan sistem hidroponik. Perlu diketahui bahwa hidroponik adalah budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah. Media yang dapat digunakan sangat beragam, bisa menggunakan cocopeat, arang sekam, pasir, rockwool, dan lain sebagainya.

Terdapat berbagai model sistem hidroponik, salah satunya yaitu sistem rakit apung. Seperti apa budidaya sayuran hidroponik rakit apung? Dan apa saja keunggulan dan kekurangannya? Dikutip dari Cybext Kementerian Pertanian, Selasa (22/11/2022), berikut penjelasan lengkapnya.

Baca juga: 4 Media Tanam Sawi Hidroponik, Apa Saja?

Mengenal hidroponik sistem rakit apung

Ilustrasi hidroponik sistem rakit apungPixabay/41330 Ilustrasi hidroponik sistem rakit apung
Sistem DFT (Deep Film Technique) atau hidroponik rakit apung adalah teknik menanam tanaman pada lubang styrofoam yang mengapung di atas permukaan larutan nutrisi dalam wadah penampung. Jika dianalogikan, sistem jenis hidroponik ini seperti tanaman eceng gondok atau teratai yang tumbuh diatas permukaan air.

Akar tanaman akan menyerap air dan nutrisi yang tersedia dalam wadah penampung. Dengan demikian, kebutuhan air dan nutrisi tanaman akan selalu terpenuhi.

Kelebihan sistem rakit apung

Sistem hidroponik rakit apung memiliki sejumlah keunggulan. Berikut penjelasannya.

Baca juga: 6 Jenis Hidroponik yang Sering Digunakan, Apa Saja?

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Kisah Narji Jadi Petani, Ini Komoditas yang Ditanam dan Pemasarannya
Kisah Narji Jadi Petani, Ini Komoditas yang Ditanam dan Pemasarannya
Tips
Kedaulatan Pangan di Tanah Rapuh: Janji Agraria yang Belum Tercapai
Kedaulatan Pangan di Tanah Rapuh: Janji Agraria yang Belum Tercapai
Tips
Hari Tani Nasional: Petani Masih Jadi Tamu di Tanahnya Sendiri
Hari Tani Nasional: Petani Masih Jadi Tamu di Tanahnya Sendiri
Tips
Dilema Industri Kakao Indonesia: Kualitas dan Importasi
Dilema Industri Kakao Indonesia: Kualitas dan Importasi
Varietas Tanaman
Menakar Potensi Ekspor Lada Putih Muntok
Menakar Potensi Ekspor Lada Putih Muntok
Varietas Tanaman
Gula Kelapa Banyumas: Warisan, Rasa, dan Asa
Gula Kelapa Banyumas: Warisan, Rasa, dan Asa
Varietas Tanaman
Transformasi Perkebunan yang Inkusif
Transformasi Perkebunan yang Inkusif
Varietas Tanaman
Mungkinkah Indonesia Jadi Pusat Kopi Global?
Mungkinkah Indonesia Jadi Pusat Kopi Global?
Varietas Tanaman
Bisnis Domestik dan Ekspor Kacang Mete
Bisnis Domestik dan Ekspor Kacang Mete
Varietas Tanaman
Liberika dan Excelsa: Jejak Eksotisme Kopi Nusantara
Liberika dan Excelsa: Jejak Eksotisme Kopi Nusantara
Varietas Tanaman
Mengelola Dinamika Pasar dan Industri Kelapa Bulat
Mengelola Dinamika Pasar dan Industri Kelapa Bulat
Varietas Tanaman
Masa Depan Industri Tembakau Indonesia
Masa Depan Industri Tembakau Indonesia
Varietas Tanaman
Menggali Potensi Devisa dari Ekspor Lada Indonesia
Menggali Potensi Devisa dari Ekspor Lada Indonesia
Varietas Tanaman
Potensi Kelapa Genjah dan Pemenuhan Santan
Potensi Kelapa Genjah dan Pemenuhan Santan
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh
Revitalisasi Kebun Teh
Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau