Adapun pemupukan dengan pupuk anorganik dilakukan secara bertahap hingga tiga kali yaitu, pemupukan dengan menggunakan pupuk SP-36 dilakukan sebelum penanaman.
Pemupukan dengan pupuk KCl, pupuk ZA atau pupuk urea diberikan pada saat tanaman berumur dua sampai tiga minggu setelah tanam.
Baca juga: Cara Menanam Talas Jepang, Tanaman Pangan yang Potensial
Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur tiga sampai empat minggu, sebab tanaman yang masih muda sangat peka terhadap pengaruh lingkungan.
Penyulaman jarang dilakukan pada tanaman ini karena pada umumnya petani menanam jewawut dengan sistem sebar langsung. Jika penanaman dilakukan dengan sistem tugal maka penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur satu sampai tiga minggu setelah tanam.
Hama utama tanaman jewawut adalah babi, tikus, penggerek batang, dan burung pipit, sedangkan penyakit yang biasa menyerang tanaman ini adalah penyakit blast, penyakit fusarium, dan lain sebagainya.
Jika tanaman jewawut terserang penyakit, maka dapat dikendalikan dengan mengambil tanaman yang terserang lalu membasminya dengan cara mekanik, dengan cara bercocok tanam dengan pergiliran tanaman, mengatur jarak tanam, dan melakukan sanitasi.
Baca juga: 7 Jamur Pangan Populer Asal Jepang, Shiitake hingga Enoki
Tanaman jewawut akan mengalami penurunan produksi yang besar jika diserang oleh hama burung pipit, karena hama ini menyerang bagian biji atau malai tanaman sehingga mengakibatkan tangkai malai mengalami kerusakan, malai patah dan biji berjatuhan, hama ini sulit sekali dikendalikan oleh petani.
Namun, petani dapat melakukan pencegahan dengan melakukan pengawasan yang ketat
Umumnya, jewawut ditanam di tegalan yang kebutuhan airnya hanya tergantung pada hujan. Tanaman ini tidak tahan terhadap genangan dan rentan terhadap periode musim kering yang lama.