Biji jarak mengandung 40 sampai 50 persen minyak jarak (oleum ricini, kastrooli) yang mengandung bermacam-macam trigliserida, asam palmitat, asam risinoleat, asam isorisinoleat, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, asam stearat, dan asam dihidroksistearat.
Biji jarak juga mengandung alkaloida risinin, beberapa macam toksalbumin yang dinamakan risin (risin D, risin asam, dan risin basa), dan beberapa macam enzim diantaranya lipase.
Daun jarak mengandung saponin, senyawa-senyawa flavonoida antara lain kaempferol, kaempferol-3-rutinosida, nikotiflorin, kuersetin, isokuersetin, dan rutin.
Baca juga: Catat, Ini Jenis-jenis Pestisida Pertanian yang Sering Digunakan
Di samping itu, juga mengandung astragalin, reiniutrin, risinin, dan vitamin C. Akar mengandung metiltrans-2-dekena-4,6,8- trinoat dan 1-tridekena- 3,5,7,9,11-pentin-beta-sitosterol.
Bagian tanaman yang yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah biji, daun, akar dan seluruh bagian tanaman. Ekstrak jarak bersifat sebagai insektisida, ovisida, penghambat pembentukan telur dan penghambat perkembangan hama.
Baca juga: Manfaat Sirih untuk Pestisida Alami dan Cara Membuatnya
Jeringau (Acorus calamus) yang disebut dlingo oleh masyarakat Jawa adalah tumbuhan yang rimpangnya dijadikan bahan obat-obatan. Rimpang jeringau mengandung zat arosone, kalomenol, dan metil eugenol yang bisa digunakan untuk mengatasi hama wereng coklat.
Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1 persen minyak essensial terdiri atas metil–sinamat 48 persen, sineol 20 sampai 30 persen, eugenol, kamfer 1 persen, seskuiterpen, d – pinen, galangin, galanganol dan beberapa senyawa flavonoid.