Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Penyebab Biji Jagung Tidak Terisi Penuh, Apa Saja?

Kompas.com - 21/02/2023, 10:00 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Apakah Anda pernah melihat biji jagung tidak terisi penuh? Kondisi tersebut dikenal juga dengan nama jagung bogang atau biji tidak terisi secara penuh.

Hal tersebut bisa menyebabkan penurunan hasil panen jagung, terutama jika jagung akan dipipil. Lantas, apa penyebab biji jagung tidak terisi penuh?

Mengutip dari situs Benih Pertiwi, Selasa (21/2/2023), berikut ini ulasan selengkapnya.

Proses pembentukan biji jagung

Sebelum mengulas lebih jauh seputar penyebab biji jagung tidak terisi penuh, tak ada salahnya jika kita mengetahui terlebih dahulu terkait proses pembentukan biji. Asal biji jagung ternyata dari peleburan serbuk sari dan bakal biji.

Baca juga: Budidaya Jagung IP400 untuk Meningkatkan Hasil Panen

Serbuk sari atau bung jantan berasal dari bunga yang ada di bagian atas tanaman jagung. Sedangkan bakal biji atau bunga betina adalah bunga yang ada di dalam tongkol, tepatnya di bagian bawah atau pertengahan tinggi tanaman.

Pada tanaman jagung, bunga betina dan jantan berada di satu tanaman yang sama. Akan tetapi, proses penyerbukannya 95 persen berasal dari benang sari tanaman lain.

Ilustrasi jagung manis, tanaman jagung manis, menanam jagung manis.SHUTTERSTOCK/TON PHOTOGRAPHER 4289 Ilustrasi jagung manis, tanaman jagung manis, menanam jagung manis.

Hal tersebut terjadi karena bunga jantan bisa menghasilkan 2 hingga 24 juga serbuk sari dalam waktu 5 hingga 12 hari.

Serbuk sari tersebut bisa menyebar ke seluruh area pertanaman jagung dengan bantuan angin, serangga, burung, atau bahkan manusia.

Bakal biji memiliki rambut berbulu halus yang fungsinya untuk menangkap serbuk sari tersebut. Lewat rambut tersebut, serbuk sari akan bertemu dengan bakal biji di pangkal.

Baca juga: Simak, Ciri-ciri Benih Jagung Berkualitas

Apabila ditarik, maka rambut jagung akan nampak tersambung dengan bakal biji. Setiap satu rambut akan menghasilkan satu biji jagung.

Serbuk sari yang berhasil menyatu dengan bakal biji akan terus berkembang hingga terbentuk biji jagung. Bagian inilah yang nantinya bisa dimanfaatkan.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau