JAKARTA, KOMPAS.com - Apakah Anda pernah melihat biji jagung tidak terisi penuh? Kondisi tersebut dikenal juga dengan nama jagung bogang atau biji tidak terisi secara penuh.
Hal tersebut bisa menyebabkan penurunan hasil panen jagung, terutama jika jagung akan dipipil. Lantas, apa penyebab biji jagung tidak terisi penuh?
Mengutip dari situs Benih Pertiwi, Selasa (21/2/2023), berikut ini ulasan selengkapnya.
Sebelum mengulas lebih jauh seputar penyebab biji jagung tidak terisi penuh, tak ada salahnya jika kita mengetahui terlebih dahulu terkait proses pembentukan biji. Asal biji jagung ternyata dari peleburan serbuk sari dan bakal biji.
Baca juga: Budidaya Jagung IP400 untuk Meningkatkan Hasil Panen
Serbuk sari atau bung jantan berasal dari bunga yang ada di bagian atas tanaman jagung. Sedangkan bakal biji atau bunga betina adalah bunga yang ada di dalam tongkol, tepatnya di bagian bawah atau pertengahan tinggi tanaman.
Pada tanaman jagung, bunga betina dan jantan berada di satu tanaman yang sama. Akan tetapi, proses penyerbukannya 95 persen berasal dari benang sari tanaman lain.
Hal tersebut terjadi karena bunga jantan bisa menghasilkan 2 hingga 24 juga serbuk sari dalam waktu 5 hingga 12 hari.
Serbuk sari tersebut bisa menyebar ke seluruh area pertanaman jagung dengan bantuan angin, serangga, burung, atau bahkan manusia.
Bakal biji memiliki rambut berbulu halus yang fungsinya untuk menangkap serbuk sari tersebut. Lewat rambut tersebut, serbuk sari akan bertemu dengan bakal biji di pangkal.
Baca juga: Simak, Ciri-ciri Benih Jagung Berkualitas
Apabila ditarik, maka rambut jagung akan nampak tersambung dengan bakal biji. Setiap satu rambut akan menghasilkan satu biji jagung.
Serbuk sari yang berhasil menyatu dengan bakal biji akan terus berkembang hingga terbentuk biji jagung. Bagian inilah yang nantinya bisa dimanfaatkan.