Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Memperbanyak Pohon Mangga dengan Cangkok

Kompas.com, 23 Maret 2023, 13:15 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mangga adalah tanaman buah tahunan berupa pohon. Mangga berasal dari India, yang menyebar ke wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (23/3/2023), popularitas mangga di Indonesia salah satunya ditandai dengan semakin banyaknya orang menanam mangga sendiri.

Saarini memiliki pohon mangga yang dapat tumbuh subur bisa diperoleh dengan sangat mudah, tidak perlu menanamnya dari biji buah mangga, melainkan dengan cara mencangkok pohon mangga.

Baca juga: Cara Menghilangkan Kutu Putih Pada Mangga dengan Mudah

Ilustrasi cangkok, mencangkok pohon mangga.SHUTTERSTOCK/KOIEE Ilustrasi cangkok, mencangkok pohon mangga.

Teknik mencangkok menjadi salah satu cara yang efisien untuk memperbanyak tanaman, khususnya tanaman buah seperti seperti pohon mangga.

Selain karena akan didapatkan mutu bibit yang sama dengan induknya, bibit hasil cangkokan nantinya juga akan lebih cepat berbuah jika dibandingkan dengan perbanyakan tanaman melalui biji.

Berikut cara mencangkok pohon mangga dan perawatannya.

Alat dan bahan yang dibutuhkan

  • Pisau
  • Gunting

Baca juga: Ciri Mangga Terserang Patogen Penyebab Penyakit

  • Tabung bambu
  • Kompos
  • Tanah gembur
  • Pupuk kandang
  • Tali rafia
  • Plastik bening
  • Sabut kelapa atau ijuk

Ilustrasi mangga harum manis, pohon mangga harum manis, tanaman mangga harum manis. SHUTTERSTOCK/RBAGUSDIANI Ilustrasi mangga harum manis, pohon mangga harum manis, tanaman mangga harum manis.

Cara mencangkok pohon mangga

1. Pilih induk yang berkualitas

Cara mencangkok pohon mangga yang pertama adalah memilih induk. Pilih induk yang berkualitas dan produktif.

Baca juga: Kenali Ciri Mangga Terserang Hama Tanaman

Mulai dari rasa buah yang dihasilkan, produktivitas pohon dalam menghasilkan buah, usia dan pertumbuhan serta bebas dari hama dan penyakit.

Pilihan induk akan sangat mempengaruhi hasil buah pencangkokan. Pilihlah batang induk yang sudah dewasam paling tidak berumur dua tahun.

Ilustrasi tanaman mangga, pohon mangga, buah mangga. PIXABAY/MOHANN Ilustrasi tanaman mangga, pohon mangga, buah mangga.

2. Perawatan pohon yang akan dicangkok

Cara mencangkok pohon mangga berikutnya adalah melakukan perawatan terhadap pohon yang akan dicangkok. Lakukan perawatan dengan cara memupuk dan menghilangkan rumput yang menghalangi pertumbuhan pohon.

Selain itu, bersihkan juga dahan-dahan kering pada batang yang akan dicangkok dan petik daun yang tidak bagus pada batang.

Baca juga: Simak, Cara Mencegah Bunga Mangga Rontok Saat Ditanam di Pot

Perawatan dilakukan dengan tujuan agar pohon mangga yang akan dicangkok terhindar dari hama dan penyakit.

Ilustrasi pohon mangga dalam potShutterstock/taaha Ilustrasi pohon mangga dalam pot

3. Memilih batang

Memilih batang pohon yang biasa melakukan fotosintesis dengan baik. Batang ini akan lebih mudah ditumbuhi akar saat proses pencangkokan.

Selain itu, pilih juga cabang pohon yang paling produktif dalam menghasilkan buah. Sifat asal ini bisa sangat membantu hasil panen dari pencangkokan yang melimpah.

Pada saat mengupas kulit batang, akan ada cairan yang keluar disekitar tempat pengupasan. Cairan tersebut berasal dari kambium yang menjadi tanda khas metode pencangkokan.

Baca juga: Cara Membasmi Kutu Putih pada Pohon Mangga

Setelah dikelupas, diamkan terlebih dahulu agar cairan kambium tersebut kering.

Proses pencangkokan sebaiknya menggunakan batang bagian tangga ketiga percabangan dari bagian pangkal batang.

Ilustrasi cangkok, mencangkok tanaman. SHUTTERSTOCK/PORING STUDIO Ilustrasi cangkok, mencangkok tanaman.

4. Media dan perawatan cangkok

Jika dirasa sudah mengeluarkan akar, saatnya melepas media tanam cangkok. Bersihkan tanah yang menempel pada batang cangkok.

Setelah itu, potong batang cangkok yang sudah jadi dengan gergaji. Jika sudah dipotong, langsung pindah ke polybang berisi tanah gembur dan pupuk kompos.

Baca juga: Kenali Mangga Arum Merah, Varietas Mangga Merah Unggul dari Situbondo

Biarkan selama satu hingga dua minggu sebelum memindahnya ke lahan dan tetap lakukan penyiraman rutin.

Untuk sementara, sebaiknya hindarkan dari paparan sinar matahari secara langsung.

Ilustrasi tanaman mangga, pohon mangga. PIXABAY/BISHNU SARANGI Ilustrasi tanaman mangga, pohon mangga.

Sambil menunggu, persiapkan lahan kira-kira dengan kedalaman 50 cm, lebar 50 cm, dan panjang 50 cm. Beri lubang yang sudah disiapkan dengan tanah subur, gembur, dan berkompos.

Diamkan lubang ini selama tujuh hari sebelum menanam cangkok dari polybag. Setelah dipindah, pastikan tanaman cangkok ini mendapat paparan sinar matahari yang cukup.

Baca juga: Ciri-ciri Buah Mangga Tua yang Siap Panen

Sinar matahari ini akan membantu pohon mangga hasil cangkokan berfotosintesis dengan baik. Proses pertumbuhannya juga bisa menjadi lebih maksimal dan cepat berbuah.

Ilustrasi cangkok tanaman, mencangkok tanaman. SHUTTERSTOCK/KRITCHAI7752 Ilustrasi cangkok tanaman, mencangkok tanaman.

5. Potong dan pindahkan

Campurkan pupuk kompos yang sudah disiapkan dengan tanah subur dan gembur. Aduk sampai rata dan tambahkan air secukupnya. Kemudian, ambil plastik atau serabut untuk tempat menanam secukupnya.

Jika sudah, tempelkan bahan tersebut pada sayatan dahan yang kering, tutup dengan sempurna. Agar bisa lebih pas dan tidak mudah lepas, ikat menggunakan tali yang sudah disiapkan.

Pastikan untuk tidak menutup terlalu rapat agar sirkulasi udara dalam media cangkok tetap terjaga. Jika menggunakan plastik, beri lubang agar sirkulasi udara dan air lebih lancar. 

Baca juga: Catat, Ini Cara Agar Pohon Mangga Rajin Berbuah

Bila sudah selesai, tetap lakukan perawatan untuk menjaga kondisi kelembapannya. Selalu siram dengan air secara rutin, khususnya di musim kemarau.

Lakukan penyiraman pada setiap pagi dan sore hari. Jangan memberi terlalu banyak air karena bisa membuatnya membusuk.

Perawatan ini bisa dilakukan kurang lebih tiga sampai empat bulan. Lakukan sampai akar muncul.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Waktunya Jujur: Petani Butuh Fakta, Bukan Ilusi Statistik
Waktunya Jujur: Petani Butuh Fakta, Bukan Ilusi Statistik
Tips
Jangan Korbankan Teh: Investasi Hijau untuk Masa Depan
Jangan Korbankan Teh: Investasi Hijau untuk Masa Depan
Varietas Tanaman
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Varietas Tanaman
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Varietas Tanaman
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau