JAKARTA, KOMPAS.com - Budidaya kentang banyak ditemukan di dataran tinggi. Pasalnya, tanaman kentang memerlukan suhu rendah dan kelembapan tinggi agar dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal.
Tak hanya faktor lingkungan, kualitas umbi kentang juga dipengaruhi oleh teknik budidaya yang dilakukan. Salah satu teknik budidaya kentang yang kini mulai dikembangkan yaitu bertanam kentang organik.
Sesuai dengan namanya, cara budidaya ini tidak menggunakan pupuk maupun pestisida kimia. Sebagai gantinya, pertani akan menggunakan pupuk maupun pestisida yang terbuat dari bahan-bahan alami.
Baca juga: Ketahui Syarat Tumbuh Kentang agar Panennya Melimpah
Sementara itu, tahapan menanam kentang organik sebenarnya tidak berbeda jauh dengan budidaya kentang konvensional. Mengutip dari Cybext Kementerian Pertanian, Selasa (23/5/2023), ini ulasan selengkapnya.
Tanah yang hendak ditanami perlu diolah terlebih dahulu sampai gembur. Kemudian, diamkan lahan selama 15 hari agar gas beracun dan panas dari dalam tanah hilang.
Setelah itu, ratakan kembali tanah yang sudah digemburkan dan buat garitan dengan kedalaman 7 sampai 10 cm. Jarak antara garitan cukup 70 hingga 80 cm saja.
Jika kondisi lahannya miring, maka garitan dibuat melintang dari arah kemiringan lahan. Apabila lahan berupa lereng, maka perlu dilakukan konservasi lahan yang bagi seperti membuat terasering atau menanam pohon penguat pematang.
Baca juga: Cara Pembibitan Kentang di Air, Mudah dan Praktis
Sebelum mulai menanam, aplikasikan terlebih dahulu pupuk organik sebanyak 10 hingga 15 ton/ha yang dicampur dengan tanah bedengan atau pada lubang tanam. Aplikasi pupuk organik dilakukan 7 hari sebelum penanaman.
Sementara itu, teknik bertanam kentang organik cukup dengan meletakkan bibit pada lubang tanam yang kedalamannya 8 sampai 10 cm. Sementara itu, jarak tanam kentang cukup 70 x 30 cm.
Cek kondisi tanaman setiap hari, apabila terdapat tanaman yang mati atau pertumbuhannya kurang baik, segera ganti dengan bibit baru.
Tanaman kentang memerlukan air untuk menunjang pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Pengairan dilakukan secara rutin sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Baca juga: Cara Menanam Kentang di Daerah Panas
Ajir merupakan penyangga tanaman yang biasanya terbuat dari bilah bambu atau kayu. Tujuannya agar tanaman tidak mudah rebah.
Tancapkan ajir di dekat tanaman secara hati-hati. Kemudian, ikat tanaman ke ajir menggunakan tali plastik.
Lakukan pemupukan susulan untuk menunjang pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Pupuk yang digunakan berupa pupuk organik yang sudah terfermentasi sempurna.
Berikan pupuk susulan secara bertahap dan sesuai kebutuhan tanaman. Bersama dengan pemupukan, lakukan juga pembubunan untuk menutup akar tanaman kentang yang muncul ke permukaan tanah.
Baca juga: Cara Menanam Kentang di Polybag, Mudah dan Hemat Tempat
Penyiangan dilakukan di awal fase vegetatif dan saat pembentukan umbi. Penyiangan minimal dilakukan 2 kali selama masa penanaman sebaiknya 2 hingga 3 hari sebelum pemupukan atau bersama dengan pemupukan.
Penyiangan berguna untuk membersihkan tanaman liar yang tumbuh di sekitar tanaman kentang. Saat tanaman kentang mulai berbunga, sebaiknya tanaman dipangkas.
Tujuannya agar proses pembentukkan umbi tidak terganggu akibat perebutan unsur hara. Dengan adanya pemangkasan, maka unsur hara bisa difokuskan untuk pembentukan umbi.
Pengendalian hama dan penyakit diawali dengan upaya pencegahan seperti menanam varietas tahan, membersihkan lahan, dan memasang perangkap. Kemudian lakukan juga pengendalian fisik dengan cara membersihkan bagian tanaman yang bergejala dan membuang hama yang menyerang tanaman.
Sementara itu, penggunaan pestisida nabati atau organik dapat dilakukan jika serangan mulai meluas.
Baca juga: 6 Penyakit Pada Kentang dan Cara Mengendalikannya
Umbi kentang biasanya mulai dipanen saat berumur 90 hingga 180 hari atau tergantung varietasnya. Cara panennya cukup dengan menggali tanaman yang siap panen, lalu kumpulkan umbinya. Bersihkan umbi kentang yang telah dipanen dan letakkan pada wadah serta tempat yang bersih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya