Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Terong Ungu Organik agar Rajin Berbuah

Kompas.com - 23/07/2023, 10:31 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terong ungu merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak ditemukan di Indonesia. Tanaman ini bisa dibudidayakan secara konvensional maupun modern.

Saat ini, banyak petani yang menanam terong ungu secara organik. Selain menghasilkan sayuran berkualitas, budidaya terong ungu organik juga lebih ramah lingkungan.

Cara menanam terong ungu organik sebenarnya tidak berbeda dengan cara menanam terong ungu konvensional. Hanya saja, budidaya terong organik tidak menggunakan bahan-bahan kimia.

Baca juga: Cara Budidaya Terong Ungu, Bisa Panen Tiga Hari Sekali

Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Minggu (23/7/2023), berikut ini cara menanam terong ungu organik dengan mudah.

Penyemaian benih

Ilustrasi menanam terong ungu, budidaya terong ungu. SHUTTERSTOCK/JAHANGIR ALAM ONUCHCHA Ilustrasi menanam terong ungu, budidaya terong ungu.

Benih terong yang hendak ditanam sebaiknya memiliki daya tumbuh di atas 75 persen. Benih terong disemai pada bedengan atau baskom, kemudian disungkup.

Tambahkan arang sekam dan kompos pada media semai dengan perbandingan 1:1:1. Benih terong yang akan disemai perlu direndam dalam air hangat selama 10 hingga 15 menit, lalu bungkus benih dengan kain basah dan diamkan selama 24 jam.

Buat alur dengan jarak 5 sampai 10 cm di atas media semai untuk menebarkan benih. Tutup benih dengan media semai tipis-tipis dan berikan naungan serta siram untuk menjaga kelembapan.

Setelah 10 hingga 15 hari, pindahkan bibit ke bumbunan daun pisang atau polybag kecil. Isi polybag atau bumbunan daun pisang dengan tanah dan kompos (perbandingan 1:1).

Baca juga: Simak, Ini 5 Cara Menanam Terong Ungu

Siram dengan air dan tanam bibit yang sudah berumur 1 hingga 1,5 bulan atau telah mempunyai 4 helai daun.

 

Persiapan lahan dan penanaman

Lahan yang akan ditanami terong sebaiknya diolah terlebih dahulu sampai gembur. Kemudian, buat bedengan dengan lebar 1 meter, tinggi 40 cm, dan panjang sesuai bentuk lahan.

Jarak antar bedengan 60 cm. Jangan lupa untuk menambahkan pupuk organik sebagai pupuk dasar. Taburkan sebanyak 15 ton/hektare pupuk organik di atas bedengan dan aduk sampai merata.

Ukur juga pH tanah, jika kurang dari 5 maka sebaiknya aplikasikan kapur pertanian sebanyak 1 hingga 2 ton/hektare satu minggu sebelum tanam. Buat lubang tanam dengan jarak 80 cm dan tanam bibit pada lubang tanam tersebut. Lalu, tutup dengan media tanam dan padatkan agar bibit tidak mudah rebah.

Baca juga: Cara Menanam Terong Lalap Hijau Organik dengan Mudah

Tanaman terong unguPixabay/Kathas_Fotos Tanaman terong ungu

Perawatan tanaman

Agar tanaman tumbuh dengan baik, lakukan perawatan dengan baik. Tanaman terong ungu yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya tidak maksimal, maka perlu dilakukan penyulaman.

Kegiatan penyulaman bisa dilakukan saat tanaman berumur 1 minggu setelah tanam. Selain itu, berikan juga pupuk kompos atau kandang dengan dosis kira-kira 0,5 kg per tanaman.

Pemupukan susulan pertama dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam. Lalu, ulangi pemupukan pada minggu ke-5 dan ke-7.

Sembari dipupuk, lakukan juga penyiangan untuk membersihkan gulma atau tanaman liar yang tumbuh di sekitar tanaman terong. Lakukan juga perempelan tunas muda yang tumbuh di ketiak daun agar pertumbuhannya optimal.

Baca juga: 5 Cara Merawat Tanaman Terong agar Panennya Maksimal

Pasang juga ajir pada saat tanaman berumur 3 minggu. Ajir berguna untuk menopang tanaman. Saat tidak turun hujan, lakukan penyiraman setiap tiga hari sampai tanaman berbunga. Setelah berbunga, frekuensi penyiraman dilakukan hingga 2 hari sekali.

Panen

Panen terong organik pertama kali bisa dilakukan saat tanaman berumur 70 hingga 80 hari setelah tanam. Panen selanjutnya bisa dilakukan setiap 3 hingga 7 hari sekali.

Waktu panen dapat dilakukan pada pagi dan sore hari. Cara panennya yaitu dengan memotong tangkai buahnya menggunakan gunting pangkas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau