SETC memberi pelatihan, pendampingan, pembinaan, hingga jejaring bagi para pelaku UMKM yang ingin berkembang. Pada akhirnya, manfaatnya dapat dirasakan, bukan hanya oleh para pelaku UMKM, melainkan juga bagi masyarakat di lingkungan sekitarnya.
Dalam perjalanannya selama lebih dari 16 tahun, SETC telah mendukung peningkatan kapasitas bagi sekitar 67.000 peserta pelatihan dari seluruh penjuru Indonesia, termasuk Sumayana yang bergabung menjadi binaan SETC sejak 2018.
Baca juga: 4 Jenis Tanaman Penghasil Minyak Atsiri dari Indonesia
Pendiri Bali Pure ini menuturkan, berkat sejumlah pelatihan bersama SETC, usaha yang dirintis dengan modal Rp 300.000 kini bisa menjadi UMKM yang tumbuh positif dan telah memiliki kantor dan lini produksi sesuai standar BPOM.
Ketekunan dan konsistensi memasarkan produk membuat penjualan Bali Pure perlahan naik dan bisa menjangkau pasar luar negeri.
Sumayana mengenang usaha Bali Pure dimulai dari sebuah garasi kecil di Bali Utara dengan modal hanya Rp 300.000. Usaha dirintis karena melihat potensi buah kelapa yang pada 2016.
Tanpa berpikir rumit, Sumayana mulai mengolah kelapa menjadi VCO. Seluruh proses produksi itu dilakukan secara manual dengan tujuan utama memberikan nilai tambah.
Baca juga: Cara Menanam Serai Wangi, Tanaman Penghasil Minyak Atsiri
Jika kelapa sebelumnya dijual dengan harga tertentu, maka VCO produksi Bali Pure dapat dipasarkan Rp 75.000 untuk kemasan 100 ml.
“Untuk buat VCO ini, kami memproses kelapa dari petani. Kami congkel manual, peras pakai tangan, saring dan fermentasi," terang Sumayana.
Namun demikian, ada rintangan yang dihadapi Sumayana. Ketika pandemi, penjualan produk VCO anjlok.