Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, Cara Panen dan Pasca-panen Talas yang Benar

Kompas.com - 21/06/2023, 15:04 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Talas merupakan salah satu tanaman pangan yang kaya karbohidrat dan berbagai nutrisi penting lainnya. Oleh karena itu, talas bisa dikonsumsi sebagai makanan pokok pengganti nasi.

Bagian tanaman ini yang biasanya diolah menjadi makanan yaitu umbinya. Maka dari itu, panen umbi talas harus dilakukan dengan benar agar kualitasnya tetap terjaga hingga ke tangan konsumen.

Lantas, bagaimana cara panen dan pasca-panen talas? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Baca juga: Cara Menanam Talas agar Umbinya Besar

Cara panen talas

Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, umbi talas umumnya mulai dipanen setelah berumur 7 hingga 9 bulan. Biasanya ditandai dengan daunnya yang mulai mengering.

Hasil panen tanaman talasShutterstock/Faizal Afnan Hasil panen tanaman talas

Pemanenan talas dilakukan dengan cara memangkas daun dan menyisakan pelepahnya saja sepanjang 30 cm. kemudian, tanaman dibongkar untuk digali umbinya.

Pembongkaran tanah harus hati-hati agar tanaman umbi tidak rusak. Sementara itu, pada talas belitung, cara panennya dilakukan tanpa membongkar pohonnya.

Cara panen talas belitung cukup dengan menggali tanah di sekitar tanaman dan melepaskan umbi anakan dari induknya. Lalu, tanaman ditimbun kembali agar bisa tumbuh setelah 3 sampai 4 bulan.

Jika tanaman talas yang sudah siap panen tidak langsung dipanen, sebaiknya pangkas seluruh pelepah daunnya dan biarkan umbi tetap di dalam tanah. Umbi talas akan bertahan sampai musim tanam berikutnya tanpa mengalami kerusakan.

Baca juga: Cara Menanam Talas Jepang, Tanaman Pangan yang Potensial

Meskipun demikian, cara tersebut harus dilakukan dengan hati-hati dan tetap memperhitungkan masa simpan umbi talas. Jika terlalu lama disimpan dalam tanah, maka kualitas, nilai gizi, dan rasanya akan menurun.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau