Pada lahan yang kurang subur dan kandungan air tanah rendah sebaiknya menggunakan jarak tanam lebih lebar atau populasi tanam dikurangi dari populasi baku (sekitar 125.000 tanaman/hektare). Penanaman dapat dilakukan dengan cara ditugal.
Pembuatan lubang tanam menggunakan alat tugal mengikuti arah yang telah ditentukan sesuai dengan jarak tanam yang diinginkan. Kedalaman lubang tanam tidak lebih dari 5 cm.
Setiap lubang tanam diisi 3-4 benih, kemudian ditutup dengan tanah ringan atau pupuk organik. Pada umur dua sampai tiga minggu setelah tanam dapat dilakukan penjarangan tanaman dengan meningggalkan dua tanaman atau rumpun.
Baca juga: Dosen Unpad Jelaskan Manfaat Sorgum, Cocok bagi Penderita Autisme
Penanaman sorgum segera setelah panen padi di lahan sawah berpengaruh terhadap hasil. Hal ini tampaknya berkaitan dengan ketersediaan air.
Tanaman sorgum tumbuh baik pada tanah dengan pH 6-7,5. Pada tanah dengan pH 7,5 namun gejala defisiensi jarang terjadi pada tanaman sorgum. Pada tanah yang kekurangan hara mikro, hasil sorgum rendah.
Unsur hara makro adalah nitrogen, fosfor, dan kalium, sedangkan hara mikro adalah besi, seng, magnesium, boron, tembaga, molibdenum, khlor, dan timah. Nitrogen merupakan salah satu hara pembatas pertumbuhan tanaman yang ketersediaannya terbatas hampir di semua lahan pertanian di Indonesia.
Hasil penelitian hampir 50 persen nitrogen yang diberikan dialokasikan untuk pembentukan biji, 67 persen untuk fosfor, dan 17 persen untuk kalium.
Baca juga: Sorgum sebagai Pengganti Beras
Tanaman sorgum tanggap terhadap pupuk nitrogen. Takaran pupuk nitrogen bergantung pada tingkat kesuburan tanah dan varietas yang digunakan.