Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan Budidaya Sorgum, Tanaman Pangan Alternatif Pengganti Gandum

Kompas.com - 18/08/2022, 18:47 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sorgum disebut sebagai tanaman pangan yang potensial dijadikan alternatif gandum. Bahkan, sorgum disebut memiliki kandungan protein lebih tinggi dibandingkan jagung dan beras.

Dilansir laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis (18/8/2022), dalam budidaya sorgum, pengelolaannya tidak butuh banyak tenaga, tidak memakan waktu dan biaya, serta tahan kekeringan.

Sorgum adalah salah satu tanaman pangan lahan kering yang potensial dikembangkan di Indonesia. Sorgum dapat digunakan sebagai pangan, pakan, dan bioenergi (bioetanol), mampu beradaptasi pada lahan marginal dan membutuhkan air relatif lebih sedikit karena lebih toleran terhadap kekeringan.

Baca juga: Mengenal Tanaman Sorgum yang Potensial Jadi Bahan Pangan

Ilustrasi tanaman sorgum. PIXABAY/BISHNU SARANGI Ilustrasi tanaman sorgum.

Pun sorgum mengandung energi, protein dan lemaknya lebih tinggi dibanding beras ataupun gandum.

Cara budidaya sorgum

Jika Anda tertarik budidaya tanaman pangan yang potensial ini, berikut panduannya.

1. Persiapan benih

Kebutuhan benih sorgum untuk satu hektar lahan berkisar antara 10 sampai 15 kg, bergantung pada varietas yang akan ditanam, ukuran benih, jarak tanam, dan sistem tanam. Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang baik, vigor kecambah benih yang digunakan daya tumbuhnya 90 persen.

Beberapa varietas memiliki masa dormansi benih satu bulan pertama setelah panen.

Baca juga: Jokowi Harap RI Tak Bergantung pada Beras, Sedang Tingkatkan Produksi Jagung dan Sorgum

Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lahan, penanaman sorgum dapat dilakukan dengan menggunakan bibit yang sudah disemaikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com