Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Memperbanyak Anakan Padi agar Produksi Meningkat

Kompas.com - 22/08/2022, 08:21 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam budidaya padi, semakin banyak anakan produktif tanaman padi, maka diharapkan produksi akan meningkat.

Oleh karena itu, perbanyakan anakan produktif adalah salah satu kunci peningkatan produktivitas tanaman padi selain banyaknya bulir isi pada tiap malai.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Senin (22/8/2022), berikut beberapa tips memperbanyak anakan padi agar produksi meningkat.

Baca juga: Daftar Gulma pada Tanaman Padi yang Merugikan

Ilustrasi tanaman padi.UNSPLASH/ANDHIKA Y. WIGUNA Ilustrasi tanaman padi.

1. Tanam bibit padi muda

Tanamlah bibit padi muda. Pasalnya, semakin muda umur bibit padi akan semakin potensi memproduksi anakan yang lebih banyak.

Umur terbaik untuk tanam padi adalah antara 10 sampai 18 HSS (Hari Setelah Sebar).

2. Perhatikan penggunaan pupuk

Berikan pupuk fosfat seperti SP36 seawal mungkin, bila perlu sehari atau dua hari sebelum tanam. Pupuk SP36 membutuhkan waktu yang agak lama untuk bisa terserap oleh akar tanaman, oleh karena itu pemberian SP36 harus seawal mungkin.

Salah satu fungsi unsur P yang terkandung dalam SP36 adalah merangsang pembentukan akar. Oleh karena itu, pemberian unsur P saat fase pembentukan anakan supaya anakan yang terbentuk bisa diimbangi dengan akar yang sehat, kuat dan panjang.

Baca juga: Cara Membuat Pestisida Hama Penggerek Batang Padi Pakai Bumbu Dapur

Aplikasikan pula pupuk nitrogen seperti urea seawal mungkin, maksimal 5 hari setelah tanam. Unsur nitrogen merupakan salah satu kunci utama dalam membantu dalam pembentukan anakan.

Maka dari itu, saat proses pembentukan anakan jangan sampai belum tersedia unsur ini.

Ilustrasi tanaman padi.UNSPLASH/SERGIO CAMALICH Ilustrasi tanaman padi.

3. Jangan tanam bibit padi terlalu dalam

Tanam bibir padi pada kedalaman 1 sampai 2 cm saja. Ini juga merupakan poin penting untuk meningkatkan jumlah anakan produktif tanaman padi.

Penanaman bibit padi yang terlalu dalam akan menghabiskan energi tanaman padi untuk menembus tanah penutupnya.

Baca juga: Mengenal Hama Penggerek Batang Padi dan Cara Mengendalikannya

4. Perhatikan pengairan

Pastikan pengairan tidak terlalu tergenang. Jaga pemberian air pada tanaman padi secara periodik diairi lalu dibiarkan sampai kering atau anahnya pecah rambut.

5. Gunakan varietas padi unggul

Penggunaan varietas unggul seperti benih padi unggul B3. Setiap varietas pasti akan mempunyai kemampuan sendiri-sendiri dalam membentuk anakan yang produktif.

6. Perhatikan jarak tanam

Jarak tanam jangan terlalu rapat, apabila tanahnya subur. Walaupun anakan terbentuk banyak, akan tetapi jika jaraknya terlalu rapat biasanya anakan tersebut menjadi kurang produktif.

Bila memungkinkan, gunakan sistem tanam jajar legowo.

Baca juga: Catat, 5 Manfaat Sekam Padi sebagai Media Tanam

7. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) atau hormon tanaman

Ini terutama yang mengandung sitokinin dan giberelin. Pemberian hormon ini merupakan faktor pendukung saja yang boleh dilakukan dan boleh tidak.

Jika mau diberikan sebaiknya bersamaan saat pemupukan. Oleh karena itu, pemberian ZPT yang bentuknya padat seperti ZPT organik boleh juga disemprotkan saat umur 15 HST.

8. Berikan pupul organik padat sebagai penyubur tanah

Ini berhubungan erat dengan kondisi kesuburan tanah dan proses unsur hara yang akan diberikan pada tanaman. Oleh karena itu, jumlahnya sangat relatif tergantung kondisi tanah masing-masing petani.

9. Waspadai hama dan penyakit

Hama yang punya potensi mengurangi anakan antara lain keong mas, sundep, dan tikus. Adapun penyakit yang membahayakan saat pembentukan anakan padi adalah penyakit busuk pangkal batang padi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Mengawal Produksi dan Nilai Ekonomi Cengkih Indonesia

Mengawal Produksi dan Nilai Ekonomi Cengkih Indonesia

Varietas Tanaman
Sagu: Deposit Pangan Indonesia

Sagu: Deposit Pangan Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau