Bahan yang digunakan adalah anakan pisang yang berdiameter 7 hingga 12 cm atau tingginya 40 hingga 150 cm (anakan pedang sampai anakan dewasa).
Cara membuatnya adalah sebagai berikut. Pemisahan anakan dari rumpun dilakukan dengan hati-hati menggunakan linggis atau tembilang, sehingga kondisi punuk masih utuh.
Baca juga: Mengenal Ulat Pisang Penggulung Daun hingga Thrips yang Rusak Pohon Pisang
Umbi dibersihkan dari akar dan tanah yang menempel, lalu potong 1 cm di atas punuk leher. Di titik tumbuh di punuk pusat dengan lebar dalam sekitar 3 cm menggunakan pisau tajam.
Rendam dalam air hangat dengan suhu sekitar 55 derajat celcius dan dicampur fungisida dengan dosis 2 gram per liter air selama 15 menit dan kemudian dikeringkan. Untuk menghindari hama pada saat perendaman juga dapat disertai dengan pemberian insektisida sesuai dosis yang dianjurkan.
Untuk merangsang munculnya tunas, umbi-umbian bibit di bedengan, diatur dalam baris dengan bagian titik tumbuh masih mengarah ke atas, masing-masing tunggul jarak antara 5 cm dan kemudian ditimbun dengan campuran tanah, pasir dan pupuk kandang sekitar 5 cm.
Penimbunan dilakukan selama tiga sampai lima minggu atau sampai tunas tumbuh. Selama penimbunan perlu dijaga kelembapan tanah dengan menyiram air setiap hari secukupnya, terutama ketika tidak ada hujan.
Baca juga: Jangan Langsung Dibuang, Begini Cara Membuat Kompos dari Batang Pisang
Ketika tunas telah tumbuh dan memiliki satu sampai dua daun, umbi dibuang dari tumpukan,
Hasil tunas belahan (bit) disemai dalam polybag ukuran 20 x 30 cm yang berisi media tanam kemudian ditempatkan di bawah naungan atau teduh.
Setelah bibit berusia satu bulan kemudian bibit dipindahkan ke tempat terbuka dan siap ditanam ke lapangan ketika bibit sudah berusia dua bulan.
Perawatan yang diperlukan adalah penyiraman untuk menjaga kelembapan tanah. Pemupukan dapat diberikan melalui pengocoran larutan pupuk urea dengan konsentrasi 2 gram per liter air setiap dua minggu.