Gunakan bibit jeruk berlabel bebas penyakit terutama penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) yang merupakan unsur utama dalam usaha agribisnis jeruk.
Jeruk ditanam di lahan pada umur enam bulan setelah diokulasi dengan lubang tanam yang berukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm serta jarak tanam 4 x 4 meter. Melalui teknologi anjuran, jarak tanam jeruk 5 x 5 meter dapat menghasilkan produktivitas 33,04 ton per hektar per tahun.
Baca juga: Cara Perbanyakan Jeruk Besar dengan Sistem Sambung
Pemberian pupuk kandang sebanyak 30 sampai 40 kg untuk setiap lubang tanam yang dicampur dengan tanah pada saat menutup lubang tanam, pupuk urea sebanyak 40 kg, pupuk SP36 sebanyak 20 kg, pupuk KCl sebanyak 40 kg, dan pupuk dan ZA sebanyak 40 kg.
Pemupukan dengan pemberian pupuk kandang 40 kg per pohon, pupuk urea 65 gram per pohon, pupuk TSP 50 gram per pohon, dan pupuk ZK 35 gram per pohon memberikan perubahan pada tinggi tanaman dan diameter batang jeruk keprok.
Pemberian kombinasi pupuk urea, TSP, KCl, dan pupuk kandang dapat mendorong pertumbuhan tanaman jeruk yang lebih baik daripada tanpa pemberian pupuk.
Lakukan pemangkasan bentuk dan pemangkasan pemeliharaan dengan cara memotong cabang dan ranting yang buahnya telah diserang Organisme Penggaggu Tanaman (OPT) dan tunas air serta penjarangan buah pada saat buah sebesar kelereng dan ditinggalkan 3 sampai 4 buah per gerombol.
Baca juga: 7 Varietas Jeruk Besar Unggulan yang Ada di indonesia
Produktivitas tanaman jeruk keprok dengan pemangkasan dan pemberian pupuk berdasarkan analisis tanah adalah yang tertinggi (28, 88 kg per pohon per tahun), tetapi belum menghasilkan kualitas jeruk yang terbaik.