JAKARTA, KOMPAS.com - Jeruk keprok (Citrus reticulata) merupakan varietas jeruk lokal unggulan Indonesia. Jeruk keprok sangat disukai masyarakat karena mempunyai rasa manis sedikit asam dan segar, warna kulit menarik, dan mudah dikupas.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Rabu (19/10/2022), berat jeruk keprok mencapai 125 sampai 274 gram.
Bentuk buah jeruk keprok pada umumnya bulat dan ada yang gepeng, ciri khas mempunyai konde, tekstur permukaan agak kasar, dan warna kuning dengan nuansa hijau hingga ada yang oranye.
Baca juga: Cara Menanam Jeruk Lemon Cui di Pot
Varietas jeruk lokal ini mempunyai dinding buah tebal dengan lapisan kulit luar yang kaku, ketebalan kulit 3,13 sampai 4,63 mm. Pori-pori jeruk keprok lebih jarang dengan ukuran besar sekitar1,2 mm.
Hal ini merupakan salah satu cara mudah untuk membedakan antara jeruk keprok dengan jeruk lainnya.
Jeruk keprok akan berbuah pertama kalinya secara rata-rata empat tahun setelah tanam. Ini yang menyebabkan banyak petani enggan menanam jeruk keprok dan malah memilih menanam jeruk siam, yang bisa mulai berbuah pada 2,5 tahun setelah tanam.
Di Indonesia, jeruk keprok dibudidayakan secara besar-besaran. Mengingat peminatnya sangat banyak, budidaya jeruk keprok ini sangat menjanjikan.
Baca juga: Penyebab Buah Jeruk Keras dan Kering di Pohon
Berikut cara budidaya jeruk keprok untuk memperoleh panen yang melimpah.
Jeruk keprok dapat ditanam pada daerah dataran tinggi maupun dataran rendah.