Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan Pemupukan untuk Meningkatkan Kualitas Buah Durian

Kompas.com - 21/10/2022, 12:08 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Ilustrasi durian, buah durian. WIKIMEDIA COMMONS/KALAI Ilustrasi durian, buah durian.

Karena walaupun masalah defisiensi yang menonjol hanya terhadap ketiga unsur Ca, K, dan Bo, namun sebenarnya berkaitan juga dengan unsur yang lain selama dalam proses pertumbuhan.

Dengen demikian, penanganan masalahnya dianjurkan dilakukan secara menyeluruh melalui paket pemupukan secara tepat dan berimbang selama satu siklus produksi. Tepat dalam arti tepat jenis, dosis, waktu, dan cara pelaksanaan.

Berimbang artinya memberikan pupuk dengan komposisi sesuai kebutuhan gejala kekurangan Bo yang lebih ringan terlihat ada bagian keriput dengan warna pucat di pinggir buah.

Baca juga: Tips Mengatasi Daun Durian yang Menguning

Kondisi gangguan fisiologis yang menurunkan kualitas buah durian umumnya terjadi pada budidaya durian secara semi intensif dan telah mengalami beberapa kali berbuah. Padahal, pada panen awal kualitas buah tidak terdapat masalah.

Hal ini berkaitan dengan daya dukung lahan yang tidak diperhitungkan sebelumnya dan pelaksanaan budidaya yang tidak memperhatikan keseimbangan asupan pupuk dengan total buah yang dipanen, sehingga semakin hari daya dukung tanah dalam menyediakan hara semakin berkurang.

Panduan pemupukan berimbang tanaman durian

1. Tepat jenis dan tepat dosis

Tepat jenis dan tepat dosis, berhubungan dengan komposisi pupuk yang diperlukan berkaitan dengan karakter tanaman. Berdasarkan salah satu hasil analisis buah, dalam setiap 100 kg buah yang dipanen setara dengan lebih kurang 150 gram N, 26 gram  P, 260 g ram K, 260 gram Ca, dan 32 gram Mg.

Jumlah tersebut dalam penelitian yang lain disebutkan setara dengan jumlah unsur hara yang diserap oleh tanaman dari tanah yaitu sebanyak 0,23 persen N, 0,4 persen P, 0,41persen K, 0,03 persen Ca, dan 0,49 persen Mg.

Baca juga: Cara Membuat Pohon Durian Pendek dan Berbuah Besar

Data ini menunjukkan kebutuhan unsur hara minimal yang harus diberikan ke dalam tanah ditambah dengan kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman itu sendiri.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Masa Depan Industri Tembakau Indonesia
Masa Depan Industri Tembakau Indonesia
Varietas Tanaman
Menggali Potensi Devisa dari Ekspor Lada Indonesia
Menggali Potensi Devisa dari Ekspor Lada Indonesia
Varietas Tanaman
Potensi Kelapa Genjah dan Pemenuhan Santan
Potensi Kelapa Genjah dan Pemenuhan Santan
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh
Revitalisasi Kebun Teh
Tips
Kelapa: Komoditas Strategis, Nasib Petani, dan Arah Kebijakan
Kelapa: Komoditas Strategis, Nasib Petani, dan Arah Kebijakan
Varietas Tanaman
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Varietas Tanaman
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Tips
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Varietas Tanaman
Membawa Gambir ke Pasar Global
Membawa Gambir ke Pasar Global
Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau