Selain rasa yang manis, buah durian yang berkualitas juga harus memiliki cita rasa lain seperti unsur rasa pahit, gurih, tekstur pulen, aroma yang sedap, dan beberapa kombinasi lain.
Kompleksnya cita-rasa tersebut tentunya memerlukan persyaratan yang kompleks pula, di mana masing-masing unsur cita rasa dikendalikan oleh jenis dan komposisi hara yang berbeda-beda. Secara khusus, permasalahan kualitas buah ini diduga disebabkan defisiensi unsur hara dalam tanah.
Masalah pertama adalah daging buah yang mengkal sebagian, atau sering juga didapati buah yang jatuh sebelum masak, merupakan salah satu masalah umum yang dijumpai terjadi di kebun durian.
Gejala ini umumnya ditemui pada varietas yang menghasilkan buah yang berukuran besar seperti durian monthong. Tanda umum yang mudah terlihat yaitu warna daging tidak merata, bila varietas durian berdaging kuning, maka ada bagian yang terlihat putih di bagian pangkal atau ujung.
Baca juga: Mengenal Kanker Batang, Penyakit Ganas yang Menyerang Pohon Durian
Hal ini diduga berkaitan dengan defisiensi kalsium (Ca). Sekitar 70 persen lahan di Indonesia ialah lahan masam dengan kandungan kalsium rendah.
Kekurangan kalsium pada saat pembungaan juga ditandai dengan kerontokan jadi pada varietas yang menghasilkan buah ukuran besar seperti durian monthong akibat kekurangan Ca bunga karena fungsi kalsium dalam memperkuat dinding sel.
Masalah kedua yaitu buah yang basah dan rasanya hambar. Gejala ini banyak muncul apabila saat pematangan buah diiringi oleh curah hujan yang tinggi.
Sulur buah basah atau disebut wet core disebabkan oleh akumulasi air yang berlebihan dalam tanah dan kekurangan hara kalium (K).
Baca juga: Cara Merawat Pohon Durian agar Berbuah Lebat
Masalah ketiga adalah buah durian mengering atau seperti terbakar sebagian, diduga karena kekurangan boron (Bo). Berbeda dengan akibat kekurangan Ca yang pucat dan mengeras, umumnya ditemui secara bersamaan dalam satu hamparan kebun.