Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penyakit Tanaman Melon, Bagaimana Gejalanya?

Kompas.com - 13/11/2022, 15:46 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

Layu bakteri

Penyakit layu pada tanaman melon tak hanya disebabkan oleh jamur saja. Bakteri patogen juga bisa menyebabkan penyakit layu pada melon.

Penyakit layu bakteri disebabkan oleh serangan Erwinia tracheiphila. Daun tanaman yang terserang akan layu satu per satu, walaupun warnanya masih hijau.

Apabila pangkal batang dipotong melintang, maka akan muncul lendir putih kental dan lengket. Lama kelamaan tanaman akan layu dan mati.

Baca juga: Cara Menanam Melon Kuning agar Berbuah Banyak dan Menguntungkan

Busuk buah

Ilustrasi buah melon.PIXABAY/CONGERDESIGN Ilustrasi buah melon.

Penyakit tanaman melon ini disebabkan oleh jamur patogen Phytophthora nicotianae, P. capsici, dan Pythium sp. Penyakit ini bisa menyebabkan munculnya bercak coklat kebasahan yang memanjang dan daun seperti tersiram air panas.

Becak kebahasan pada buah melon bisa berubah menjadi coklat kehitaman dan lunak. Semakin lama, becak akan mengkerut dan mengendap.

Bagian buah yang terserang akan terselimuti jamur. Kondisi ini menyebabkan kualitas buah menurun dan tidak layak dikonsumsi.

Penyakit akibat virus

Tanaman melon juga bisa terserang virus. Beberapa jenis virus yang dapat menyerang tanaman melon, antara lain; cucumber mosaic virus, cucumber green mottle mosaic virus, dan watermelon mosaic virus.

Baca juga: Bisa, Cara Membuat Melon Berbuah Lebat dan Manis

Bagian tanaman yang diserang organisme pengganggu tanaman ini yaitu daun, batang, dan buah. Bagian tanaman yang terserang akan menjadi kerdil, daun menjadi keriting, bergelombang, dan terdapat bercak kuning tidak beraturan.

Tanaman yang sudah terserang virus umumnya akan sulit untuk membentuk buah. Jika berhasil berbuah, maka buah yang dihasilkan kecil dan abnormal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga

Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga

Varietas Tanaman
Membawa Gambir ke Pasar Global

Membawa Gambir ke Pasar Global

Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau