JAKARTA, KOMPAS.com - Cabai jawa (Piper retrofractum Vahl.) adalah salah satu tanaman hortikultura yang diyakini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Buah cabai jawa atau cabai jamu dapat dikenali dari bentuk bulat panjang silindris dengan ukuran 4 sampai 6 cm.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis (12/1/2023), tanaman cabai jawa adalah tanaman menahun, batang dengan percabangan liar, tumbuh memanjat, melilit dengan akar lekatnya, panjang mencapai 10 meter. Percabangan dimulai dari pangkalnya yang menyerupai kayu.
Tanaman cabai jawa memiliki daun tunggal, berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal membulat, ujung meruncing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, permukaan bawah berbintik-bintik, panjang 8,5 sampai 30 cm, lebar 3 sampai 13 cm, dan berwarna hijau.
Baca juga: Simak, Ini Jadwal Pemupukan Cabai yang Tepat
Tamaman cabai jawa juga memiliki bunga majemuk dan berkelamin tunggal, bunga majemuknya tersusun dalam bentuk butir. Benang sari berjumlah 2 sampai 3 buah dan berwarna hijau kekuningan.
Buah cabai jawa muda berwarna hijau, setelah cukup tua berwarna kuning gading, dan setelah masak akan berwarna merah.
Berikut cara menanam cabai jawa yang benar agar panennya melimpah.
Tanaman cabai jawa tumbuh dengan baik pada suhu antara 20 sampai 30 derajat celcius dengan curah hujan antara 1.200 sampai 3.000 mm per tahun, minimal 80 mm per bulan, merata sepanjang tahun dan tidak menghendaki bulan kering yang panjang.
Baca juga: 4 Hama Tanaman Cabai saat Musim Hujan dan Cara Mengendalikannya
Pada musim kemarau yang panjang, seluruh daunnya akan gugur dan tumbuh kembali di musim hujan. Walaupun hal ini tidak mengakibatkan tanaman mati, namun dapat menurunkan produktivitas buah.
Adapun kelembapan udara sebaiknya antara 40 sampai 80 persen.
Cabai jawa menghendaki lahan yang subur dan gembur, ketinggian 1 sampai 600 mdpl. Adapun jenis tanah yang sesuai adalah Andosol, Latosol, Grumosol, Regosol, dan Podsolik.
Tekstur tanah yang dikehendaki adalah liat yang mengandung pasir, porus, drainase yang baik dengan reaksi tanah (pH) antara 5,5 sampai 7,0.
Baca juga: Simak, Tips Persiapan Bibit Cabai dengan Mudah
Persiapan lahan dilakukan pada musim kemarau. Gulma dan semak belukar harus dibersihkan, sisanya bisa dijadikan kompos atau untuk mulsa.
Bila penanaman dilakukan secara monokultur, buat lubang tanam dengan jarak tanam 2 x 2 meter. Bila cabai jawa ditanam sebagai tanaman sela, lubang tanam dibuat di sebelah timur pada jarak 20 cm dari tanaman penegak.
Ukuran panjang, lebar dan dalam lubang tanam masing-masing 40 x 40 x 40 cm atau 50 x 50 x 50 cm.
Pada awal musim hujan, lubang tanam ditutup dengan campuran tanah bagian atas, ditambah 5 sampai 10 kg pupuk kandang dan 0,5 kg kapur dolomit per lubang. Lubang tanam ditutup sampai terbentuk guludan setinggi 20 cm.
Baca juga: Ukuran Bedengan untuk Menanam Cabai yang Ideal
Tiang panjat batang gamal atau dadap sepanjang 1,75 m ditanam pada jarak 10 cm di sebelah barat lubang tanam.
Penyediaan bahan tanaman cabai jawa atau cabai jamu bisa dilakukan dengan cara vegetatif menggunakan stek maupun cara generatif menggunakan biji.
Di tingkat petani umumnya menggunakan stek, karena lebih praktis dan tanaman yang dihasilkan akan sama dengan pohon induknya.
Perbanyakan dengan biji tidak biasa digunakan, kecuali untuk kepentingan pemuliaan tanaman.
Baca juga: Tips Merawat Tanaman Cabai sesuai Umurnya
Bahan tanaman yang digunakan petan umumnya stek panjang yang berasal dari sulur tanah (sulur cacing) sepanjang sekitar 50 cm atau sulur bertapak sepanjang 50 sampai 60 cm.
Cabai jawa umumnya ditanam sebagai tanaman sela di hutan rakyat atau hutan lindung di bawah pohon tanaman pokok sebagai panjatannya. Bisa juga ditanam secara monokultur.
Namun, untuk efisiensi dan meningkatkan produktivitas lahan cabai jamu dianjurkan untuk ditanam dengan pola tumpang sari dengan tanaman semusim.
Cabe jawa dapat ditanam secara monokultur maupun polikultur. Pola tanam monokultur selain dinilai tidak efisien dalam penggunaan lahan dan radiasi, juga menyebabkan produktivitas lahan rendah, sehingga pendapatan petani juga rendah.
Baca juga: 9 Tips Menanam Cabai Saat Musim Hujan agar Tidak Gagal
Pola tanam polikultur dapat memberikan beberapa keuntungan, seperti meningkatkan efektivitas lahan, waktu dan energi surya.
Pola tanam polikultur berbasis tanaman cabe jamu dapat berbentuk sebagai berikut.
Meskipun cabai jawa dapat tumbuh dan menghasilkan di tanah-tanah kering atau tandus, namun lama-kelamaan tanah tersebut akan mengalami kekurangan unsur hara.
Untuk mengembalikan kondisi tanah menjadi subur, perlu dilakukan pemupukan yang menggunakan pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk non organik.
Baca juga: 8 Cara Mengendalikan Penyakit Patek Tanaman Cabai
Penyiangan dilakukan dengan cara biasa, yaitu membersihkan semua tumbuhan pengganggu secara mekanis bersamaan dengan pengolahan tanah secara ringan.
Saat penyiangan dilakukan, perlu juga ada beberapa perlakuan khusus, yakni sebagai berikut.
Baca juga: Cara Menanam Cabai Hijau Besar, Mudah dan Cepat Panen
Hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabe jamu belum banyak, tetapi ada beberapa hama dan penyakit yang perlu diwaspadai, yakni sebagai berikut
Penggerek batang panjatan. Hama ini dikendalikan dengan kultur teknis lewat pemberian pupuk berimbang, pengaturan jarak tanam dan menjaga kebersihan kebun.
Penyakit kuning. Pengendalian dilakukan secara kultur teknis dengan menggunakan bibit dari tanaman yang sehat, mengatur jarak tanam serta mengatur pengairan kebun pada satu musim hujan. Adapun pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan fungisida Atracolzonip, Difolatan 4F.
Kualitas produksi cabai jawa sangat ditentukan oleh perlakuan waktu panen dan penanganan pasca panen.
Baca juga: Cara Memasang Mulsa Plastik yang Benar untuk Tanaman Cabai
Kegiatan panen perlu memperhatikan stadium kematangan buah yang tepat, sedangkan penanganan pasca panen harus dilakukan dengan cepat.
Tanaman cabai jawa mulai berbuah setelah berumur satu tahun dan pembuahan berlangsung terus menerus sepanjang tahun, sehingga panen dapat dilakukan secara berkala dan kontinyu.
Panen buah dilakukan dengan cara petik pilih pada buah yang mencapai stadium tua, yaitu buah yang telah berwarna hijau kekuning-kuningan sampai agak kemerah-merahan.
Cara memanen cabai jawa dilakukan dengan memetik tangkai buahnya satu per satu secara hati-hati. Dalam satu tahun, cabai jamu dapat dipanen antara tiga sampai lima kali tergantung pada pertumbuhan tanamannya.
Baca juga: Cara Membuat Media Tanam untuk Cabai Rawit di Polybag
Produksi tahun pertama rata-rata 0,2 kg buah cabai kering per pohon atau setara 0,6 kg buah segar. Adapun untuk tanaman dewasa dapat mencapai 1,2 kg cabai kering atau setara 3,6 kg buah segar.
Apabila buah dipanen pada stadium matang, yakni berwarna merah tua dan lunak, buah akan mudah rusak baik dalam bentuk buah maupun kering, sehingga kualitasnya tidak baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.