Pengendalian penyakit patek tanaman cabai dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya sebagai berikut.
1. Menggunakan bibit yang sehat.
2. Menggunakan lahan yang bukan bekas dari tanaman famili solanaceae seperti terong, tomat, paprika, dan lainnnya.
Baca juga: Jenis Cabai yang Banyak Tumbuh di Indonesia, Apa Saja?
3. Melakukan perempelan tunas air, penyiangan dan pengaturan genangan air.
Semua cara tersebut merupakan bagian dari tindakan pencegahan, yang ditujukan agar lingkungan sekitar tanaman tidak lembap, mengingat antraknosa disebabkan oleh jamur yang perkembangannya sangat didukung oleh lingkungan yang lembap.
4. Menggunakan jarak tanam yang agak lebar, sekitar 65 sampai 70cm dan ditanam secara zig-zag. Ini bertujuan untuk mengurangi kelembapan udara serta menjadikan sirkulasi udara lancar karena jarak antar tanaman semakin lebar.
5. Menggunakan mulsa hitam perak agar sinar matahari dapat dipantulkan ke bagian bawah permukaan daun atau tanaman sehingga kelembaban tidak begitu tinggi. Selain itu, penggunaan mulsa plastik dapat mencegah persebaran spora melalui percikan air hujan.
Baca juga: Cara Menanam Cabai Rawit Hijau, Bisa Dipanen Berkali-kali
6. Menambahkan pupuk yang mengandung unsur kalsium tinggi. Pemberian kalsium dapat membuat dinding sel tanaman menjadi lebih kuat dan lebih susah ditembus oleh jamur.
Pemberian kalsium dapat dilakukan dengan cara pengocoran dolomit (CaMg(CO3)2).
7. Alternatif pengendalian terakhir bisa dilakukan dengan menggunakan fungisida kontak seperti mankozeb, propineb, klorotalonil, dan tembaga hidroksida. Atau dengan fungisida sistemik seperti benomil, metalaksil, dimetomorf, difenokonazol, tebukonazol, dan lain-lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.