JAKARTA, KOMPAS.com - Jika Anda adalah penggemar makanan sehat untuk diet, mungkin Anda tidak asing dengan buah bit. Buah bit adalah tanaman yang berasal dari keluarga Amaranthaceae-Chenopodiaceae.
Artinya, buah bit masih satu keluarga dengan lobak dan sayuran berakar lainnya. Umumnya, buah bit hanya digunakan akarnya yang terasa manis.
Namun kini daging buah dan daunnya juga dikonsumsi.
Baca juga: Cara Menanam Catnip di Pot, Tanaman Herbal yang Kaya Manfaat
Dikutip dari laman Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Sabtu (25/11/2023), buah bit pertama kali dikonsumsi oleh masyarakat di Afrika ribuan tahun yang lalu. Akar buahnya yang begitu populer kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Eropa.
Lalu, orang-orang tersebut membudidayakan dan mengonsumsi buah bit di daerah mereka. Dari abad ke-16 hingga abad ke-19, buah bit digunakan untuk mendapatkan beberapa manfaat.
Misalnya, jus daging buahnya digunakan sebagai pewarna makanan. Sementara kandungan gula pada buah bit digunakan sebagai pemanis campuran dalam makanan dan minuman.
Pada sekitar abad ke-19, buah bit mulai digunakan sebagai salah satu campuran bahan untuk mengekstraksi dan memurnikan gula yang terbuat dari tebu.
Baca juga: 12 Manfaat Daun Sirsak untuk Kesehatan, Obati Infeksi hingga Diare
Buah bit atau buah bit merah merupakan tanaman sejenis umbi yang berwarna ungu kemerahan. Bentuknya menyerupai kentang serta manfaat buah bit juga terdapat pada akar dan tangkainya.
Biasanya buah bit dikonsumsi dengan cara dijus atau diolah lagi menjadi santapan dengan tekstur lembut. Meskipun daunnya bisa dimasak untuk dijadikan sayur, buah bit lebih dikenal umbinya yang mengandung banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.