Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hama Bundel Tanaman Jagung dan Cara Mengendalikannya

Kompas.com - 14 Oktober 2022, 22:42 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanaman jagung adalah tanaman pangan yang banyak dibudidayakan oleh para petani. Karena permintaan jagung di Indonesia sangat tinggi, terutama untuk bahan baku pakan ternak dan untuk bahan pangan olahan dari jagung.

Walaupun budidaya tanaman jagung relatif mudah, namun ada banyak hama dan penyakit yang menyerang tanaman jagung, mulai dari awal tanam sampai menjelang panen.

Jika tidak ditangani dengan baik, maka hama dan penyakit akan mengancam keberhasilan budidaya jagung, bahkan bisa menyebabkan gagal panen.

Baca juga: Catat, Ini Ciri-ciri Jagung Kekurangan Unsur Hara

Ilustrasi tanaman jagung.UNSPLASH/KATHERINE VOLKOVSKI Ilustrasi tanaman jagung.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (14/10/2022), salah satu hama yang menyerang tanaman jagung adalah hama bundel.

Hama bundel menyerang pucuk daun tanaman jagung, sehingga tidak mempunyai bunga jantan yang akhirnya biji jagung tidak tumbuh semua karena kekurangan bunga jantan.

Bila menyerang tanaman jagung umur satu minggu, maka tanaman akan terlihat seperti kerdil.

Hama yang menyebabkan antara lain kutu dan ulat penggerek bila tanaman masih kecil, dan bila tanaman sudah berumur 45 hari yang menyerang adalah ulat penggerek bunga atau pucuk. Pada musim hujan serangan lebih banyak pada tanaman jagung dewasa.

Baca juga: Cara Kerja Corn Seed Planter, Alat Tanam Jagung yang Efisien

Gejala awal jarang terlihat, namun tiba tiba-tiba pada waktu berbunga, bunga tidak muncul atau terlihat sedikit, sehingga akan terganggu penyerbukannya.

Berikut beberapa cara mengendalikan hama bundel tanaman jagung.

Zea mays, nama ilmiah tanaman jagungfreepik Zea mays, nama ilmiah tanaman jagung

Pada waktu tanaman berumur satu minggu semprot dengan isektisida berbahan aktif abamectin (agrimec, demolish) dengan takaran seperempat sampai setengah sendok makan setiap 1 tangki dan bisa ditambahkan fungisida atau pupuk daun cair.

Pada saat tanaman berumur satu minggu, beri insektisida tabur berbahan aktif karbofuran (furadan) pada lubang pucuk daun. Pada umur 40 hari, beri lagi furadan dengan dosis 14 kg per hektar.

Baca juga: Hama dan Penyakit Pengganggu Tanaman Jagung Manis dan Cara Membasminya

Prinsip yang harus dipegang oleh petani dalam berbudidaya tanaman jagung adalah perlu adanya pengamatan rutin.

Ini terutama pada umur-umur di mana tanaman jagung sangat rentan terhadap serangan hama bundel, yaitu pada umur satu minggu setelah tanam dan menjelang tanaman jagung berbunga, yaitu sekitar umur 45 hari setelah tanam.

Dengan demikian, jika ada serangan hama bundel dapat diketahui sejak awal dan dapat dilakukan pengendalian sedini mungkin.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau