Lebih aman jika dicampur dengan pupuk kompos, karena pupuk kandang atau pupuk kompos sangat mendukung perkembangan jamur-jamur yang menguntungkan tanaman termasuk Trichoderma sp.
Ada tiga macam aplikasi yang bisa diterapkan saat menggunakan pupuk organik dan pestisida nabati Trichoderma sp, yakni sebagai berikut.
Aplikasi Trichoderma pada bedengan bisa dilakukan bersamaan permberian pupuk dasaran (kandang) dan ditebarkan secara merata di bedengan yang setengah jadi, bukan diberikan diatas bedengan yang telah jadi.
Baca juga: Manfaat dan Cara Membuat Pupuk Organik Cair dari Kulit Nanas
Dosisnya kurang lebih 500 kg per hektar atau 20 sampai 25 gram per tanaman.
Dengan perlakuan tersebut diharapkan jamur atau patogen tular tanah yang ada di dasar bedengan tersebut bisa mati, jauh hari sebelum bibit ditanam.
Pada akhirnya nanti perakaran tanaman bisa jauh lebih aman dari serangan penyakit layu.
Aplikasi Trichoderma pada lubang tanam dilakukan pada saat pindah tanam, dengan cara menaburkan Trichoderma di tiap lubang tanam. Jadi, saat bibit ditanam, maka posisi Trichoderma akan tepat langsung mengenai perakaran tanaman.
Baca juga: 6 Jenis Pupuk Organik yang Bisa Meningkatkan Kesuburan Tanaman
Untuk dosis Trichoderma yang digunakan kira-kira sebesar kapsul obat. Saat ini Trichoderma bisa ditemui dalam berbagi bentuk kemasan praktis di pasaran, yakni dalam bentuk bubuk maupun kapsul.
Selain ditaburkan pada bedengan dan lubang tanam, Trichoderma juga dapat diaplikasikan dengan cara dikocor. Pengocoroan bisa dimulai saat tanaman berusia 7 sampai 10 HST (Hari Setelah Tanam).