Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Bayam Merah, Bisa Dipanen dalam 20 hingga 25 Hari

Kompas.com - 21 November 2022, 20:37 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi sebagian besar orang, bayam merah mungkin masih terdengar asing. Ini berbeda dengan varietas bayam hijau yang sangat populer.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Senin (21/11/2022), budidaya bayam merah (Amaranthacea gangeticus) sebetulnya cukup menguntungkan. Sebab, sayuran ini tak mengenal musim alias dapat tumbuh sepanjang tahun.

Tanaman bayam merah dapat dibudidayakan di daerah yang beriklim panas maupun dingin. Namun, bayam merah tumbuh subur di dataran rendah pada lahan terbuka yang udaranya agak panas.

Baca juga: Cara Budidaya Bayam Organik, Bisa Panen dalam 20 Hari

Tanaman bayam merahWikimedia Commons/Ramjchandran Tanaman bayam merah

Bayam merah membutuhkan waktu panen 20 sampai 25 hari sejak ditanam. Pada usia tersebut, bayam merah masih segar dan belum sempat terkena hama atau penyakit.

Panen bayam merah tergolong lebih cepat dibandingkan bayam biasa yang membutuhkan waktu panen sekitar 30 hari. Saat dipanen, bayam merah sudah memiliki tinggi sekitar 20 cm.

Namun, untuk dapat berbunga dan menghasilkan biji, bayam merah harus dibiarkan sampai usia 45 sampai 50 hari.

Sebelum biji ditanam, lahan sebaiknya dicangkul dulu sedalam 20 cm hingga 30 cm supaya gembur, dan usahakan lahan mendapatkan cahaya matahari penuh. Tiga hari sebelum biji ditanam, lahan ditaburi pupuk kandang.

Baca juga: Tidak Sulit, Begini Cara Budidaya Bayam Jepang atau Horenzo

Berikut cara menanam bayam merah.

1. Persiapan lahan

Pilihlah lokasi yang memiliki kondisi tanah yang subur serta sesuai dengan syarat tumbuh bayam merah. Usahakan tanah lahan merupakan tanah subur dan terhindar dari angin yang cukup kencang.

Ilustrasi bayam merah.SHUTTERSTOCK/LOVELYPEACE Ilustrasi bayam merah.

Tanah digemburkan terlebih dahulu menggunakan pacul dan campurkan pupuk kandang saat proses penggemburan tanah berlangsung.

Buatlah bedengan pada lahan tanam dengan ukuran kurang lebih sekitar 100 hingga 200 cm dengan lebar 30 cm. Buat saluran drainase dengan member jarak sekitar 30 cm lahan tanam.

Baca juga: Mudah, Ini Cara Menanam Ubi Cilembu yang Rasanya Manis dan Enak

Penyiraman dilakukan secara rutin dan pemupukan setiap dua minggu sekali pada tanah agar ternutrisi dengan baik hingga bibit bayam merah siap ditanam.

2. Persemaian benih

Sediakan media semai atau bedengan. Campurkan tanah, pupuk organik, dan sekam dengan perbandingan 2 : 1 : 1 secara rata.

Sebarkanlah benih bayam merah di atas bedengan semai ataupun polibag dan tutup dengan tanah campuran tipis saja. Siramilah menggunakan metode spray setiap hari sebanyak dua kali sehari saat pagi dan sore hari.

Letakkan pada tempat yang sekiranya agak teduh. Untuk penyiraman pastikan bahwa tanah lembab tapi jangan sampai basah.

Baca juga: Cara Menanam Melon Hidroponik, Bisa Menghasilkan Buah Berkualitas

Biasanya benih bertunas dan memiliki ukuran 3 hingga 6 cm, maka bibit tersebut sudah layak untuk ditanam.

3. Penanaman

Pastikan semua bibit yang telah bertunas dan gunakan bibit dengan kondisi yang baik saja. Buatlah lubang tanam menggunakan sekop kecil dengan jarak 10 hingga 15 cm setiap lubang.

Pastikan lubang tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, cukup untuk menanam bibit bayam merah. Ambil bibit bayam merah dari bedeng semai dengan perlahan dan hati-hati jangan sampai akarnya rusak.

Ilustrasi bayam merah, menanam bayam merah di halaman rumah. SHUTTERSTOCK/VM2002 Ilustrasi bayam merah, menanam bayam merah di halaman rumah.

Setelah itu, goyangkan sedikit agar tanah yang melekat sedikit terbuang dan masukkan bibit bayam merah ke dalam lubang tanam.

Baca juga: Simak, Begini Cara Menanam Buah agar Berbuah Lebat

Tutupilah lubang tanam menggunakan tanah campuran pupuk tipis saja dan padatkan agar tanaman dapat berdiri kokoh.

Anda bisa melapisi tanah bedengan menggunakan mulsa organik seperti jerami ataupun mulsa plastik berukuran gelap untuk mencegah gulma sehingga anda tidak perlu melakukan penyiangan berlebih.

4. Perawatan tanaman bayam merah

Untuk penyiraman, disarankan menyiram tanaman bayam merah sebanyak dua kali dalam sehari, yaitu setiap pagi dan sore menggunakan air yang dicampur pupuk cair selama satu minggu setelah masa tanam agar tanaman tumbuh subur.

Setelah itu bisa memulai penyiraman menggunakan air biasa hingga masa panen tiba. Untuk pemupukan bayam merah, lakukanlah pemupukan setiap dua hingga tiga minggu sekali menggunakan pupuk kompos ataupun pupuk kandang.

Baca juga: Mudah, Cara Menanam Kacang Panjang di Halaman Rumah

Sembari memupuk, Anda juga harus melakukan penyiangan di sekitar lahan tanam serta sedikit menggemburkan tanah pada lahan tanam agar pupuk mudah diserap akar bayam merah.

5. Pengendalian hama

Ketika menanam bayam merah, Anda juga harus waspada pada hama yang sering mengganggu kesuburan bayam merah. Untuk membasmi hama serangga, Anda bisa menggunakan obat insektisida secukupnya saja.

Adapun jika bayam merah terserang jamur, maka Anda bisa menggunakan fungisida untuk mengatasinya.

6. Panen

Panen dilakukan dengan memperhatikan terlebih dahulu bayam merah yang siap panen, yakni memiliki ciri daun yang banyak dan memiliki ukuran besar yang cenderung sama. Perhatikan juga tinggi tanaman, bayam merah yang siap panen memiliki tinggi sekitar 20 hingga 30 cm.

Ada banyak cara dalam memanen bayam merah. Anda bisa langsung mencabutnya hingga akar atau hanya memetik sebagian daunnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau