Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala dan Cara Mengatasi Penyakit Layu Fusarium pada Cabai

Kompas.com - 28/11/2022, 11:54 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Layu fusarium pada cabai merupakan salah satu penyakit tanaman cabai yang bisa mengganggu pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Penyakit ini disebabkan oleh jamur patogen Fusarium oxysporum.

Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Senin (28/11/2022), penyakit ini bisa menyebar dengan cepat karena kelembapan udara yang tinggi, adanya genangan air hujan pada area budidaya cabai serta pH tanah yang rendah. Berikut penjelasan seputar gejala dan cara mengatasi penyakit layu fusarium pada cabai.

Baca juga: Kenali Gejala Layu Bakteri pada Cabai dan Cara Mengatasinya

Gejala penyakit layu fusarium pada cabai

Gejala penyakit layu fusarium bisa terlihat di leher batang bawah yang dekat dengan tanah. Batang bawah tanaman cabai yang terserang penyakit ini akan busuk dan berwarna coklat.

Ilustrasi tanaman cabai yang layuShutterstock/haryanta.p Ilustrasi tanaman cabai yang layu

Infeksi tersebut akan menyebar ke akar dan membuat akar busuk basah. Apabila kelembapan tanahnya tinggi, maka leher batangnya akan berubah menjadi putih keabu-abuan akibat masa spora.

Lama kelamaan penyakit ini akan menyebar ke ranting tanaman dan membuat daun layu. Jika tidak segera dikendalikan, maka tanaman akan mati.

Cara mengendalikan penyakit layu fusarium pada cabai

Layu fusarium merupakan salah satu penyakit penting dalam budidaya cabai. Jika mendapati tanaman cabai terserang penyakit ini, segera lakukan pengendalian agar gejalanya tidak semakin parah. Berikut beberapa cara mengatasi penyakit layu fusarium pada cabai.

Baca juga: 3 Perbedaan Layu Fusarium dan Layu Bakteri pada Tanaman Cabai

1. Mencabut tanaman yang bergejala

Tanaman yang bergejala harus segera dicabut kemudian dibakar. Sementara itu, tanah bekas tanaman tersebut tumbuh harus segera dibuang atau disemprotkan fungisida untuk mematikan patogen yang tertinggal di dalam tanah.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau