Ras O bercak berwarna coklat kemerahan dengan ukuran 0,6 x (1,2-1,9) cm, sedangkan Ras T bercak berukuran lebih besar yaitu (0,6-1,2) x (0,6-2,7) cm.
Ras T berbentuk kumparan dengan bercak berwarna hijau kuning atau klorotik kemudian menjadi coklat kemerahan.
Ras T lebih berbahaya (virulen) dibanding ras O dan pada bibit jagung yang terserang menjadi layu atau mati dalam waktu tiga sampai empat minggu setelah tanam. Tongkol jagung yang terserang atau terinfeksi dini, biji akan rusak dan busuk, bahkan tongkol dapat gugur.
Baca juga: 7 Ciri-ciri Tanaman Jagung Kekurangan Nitrogen, Apa Saja?
Bercak pada ras T terdapat pada seluruh bagian tanaman (daun, pelepah, batang, tangkai kelobot, biji, dan tongkol). Permukaan biji yang terinfeksi ditutupi miselium berwarna abu-abu sampai hitam sehingga dapat menurunkan hasil yang cukup besar.
Upaya pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan cara pemusnahan seluruh bagian tanaman terserang sampai ke akarnya.
Pengendalian kimiawi dapat dilakukan dengan aplikasi fungisida berbahan aktif benomil, metil tiofanat, karbendazim, atau difenokonazole dengan dosis atau konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.
Gejala penyakit ini antara lain tanaman menjadi kerdil, daun berwarna mosaik atau hijau dengan diselingi garis-garis kuning, dan dilihat secara keseluruhan tanaman jagung tampak berwarna agak kekuningan mirip dengan gejala bulai, namun permukaan daun bagian bawah dan atas dipegang tidak terasa adanya serbuk spora.
Baca juga: Hama Bundel Tanaman Jagung dan Cara Mengendalikannya
Penularan virus dapat terjadi secara mekanis atau melalui serangga Myzus percicae dan Rhopalopsiphum maydis secara non persisten. Tanaman jagung yang terinfeksi virus ini umumnya terjadi penurunan hasil.