Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, 10 Penyakit Tanaman Jagung dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 28/11/2022, 14:37 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Ilustrasi tanaman jagung. pixabay.com/jurajko Ilustrasi tanaman jagung.

Serangan penyakit dimulai dari bagian tanaman yang paling dekat dengan permukaan tanah kemudian menjalar ke bagian atas. Pada varietas yang tidak tahan penyakit ini, serangan cendawan dapat mencapai pucuk atau tongkol.

Cendawan bertahan hidup sebagai miselium dan sklerotium pada biji, di tanah dan pada sisa-sisa tanaman di lahan. Keadaan tanah yang basah, lembap, dan drainase yang kurang baik akan merangsang pertumbuhan miselium dan sklerotia.

Baca juga: Simak, Cara Menanam Jagung Tanpa Pupuk Kimia

Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kelembaban areal pertanaman, yaitu dengan pengaturan jarak tanam tidak terlalu rapat dan pengaturan drainase air agat tidak terjadi genangan.

Pergiliran tanaman dilakukan dengan tanaman bukan sefamili. Pengendalian kimiawi dengan menggunakan fungisida berbahan aktif mankozeb dan karbendazim. Dosis atau konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

3. Penyakit bulai (Peronosclerospora maydis)

Penyakit bulai adalah penyakit utama tanaman jagung. Penyakit ini menyerang tanaman jagung pada satu sampai dua minggu.

Kegagalan budidaya jagung akibat serangan penyakit ini dapat mencapai 100 persen. Gejala khas bulai adalah adanya warna khlorotik memanjang sejajar tulang daun dengan batas yang jelas antara daun sehat.

Baca juga: Catat, Ini Cara Mengendalikan Gulma Tanaman Jagung

Pada permukaan atas dan bawah daun terdapat warna putih seperti tepung dan ini sangat jelas pada pagi hari.

Selanjutnya pertumbuhan tanamanjagung akan terhambat, termasuk pembentukan tongkol, bahkan tongkol tidak terbentuk, daun- daun menggulung dan terpuntir serta bunga jantan berubah menjadi massa daun yang berlebihan.

Tanaman jagung yang terinfeksi penyakit bulai pada umur masih muda umumnya tidak menghasilkan buah.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau