Serangan penyakit dimulai dari bagian tanaman yang paling dekat dengan permukaan tanah kemudian menjalar ke bagian atas. Pada varietas yang tidak tahan penyakit ini, serangan cendawan dapat mencapai pucuk atau tongkol.
Cendawan bertahan hidup sebagai miselium dan sklerotium pada biji, di tanah dan pada sisa-sisa tanaman di lahan. Keadaan tanah yang basah, lembap, dan drainase yang kurang baik akan merangsang pertumbuhan miselium dan sklerotia.
Baca juga: Simak, Cara Menanam Jagung Tanpa Pupuk Kimia
Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kelembaban areal pertanaman, yaitu dengan pengaturan jarak tanam tidak terlalu rapat dan pengaturan drainase air agat tidak terjadi genangan.
Pergiliran tanaman dilakukan dengan tanaman bukan sefamili. Pengendalian kimiawi dengan menggunakan fungisida berbahan aktif mankozeb dan karbendazim. Dosis atau konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.
Penyakit bulai adalah penyakit utama tanaman jagung. Penyakit ini menyerang tanaman jagung pada satu sampai dua minggu.
Kegagalan budidaya jagung akibat serangan penyakit ini dapat mencapai 100 persen. Gejala khas bulai adalah adanya warna khlorotik memanjang sejajar tulang daun dengan batas yang jelas antara daun sehat.
Baca juga: Catat, Ini Cara Mengendalikan Gulma Tanaman Jagung
Pada permukaan atas dan bawah daun terdapat warna putih seperti tepung dan ini sangat jelas pada pagi hari.
Selanjutnya pertumbuhan tanamanjagung akan terhambat, termasuk pembentukan tongkol, bahkan tongkol tidak terbentuk, daun- daun menggulung dan terpuntir serta bunga jantan berubah menjadi massa daun yang berlebihan.
Tanaman jagung yang terinfeksi penyakit bulai pada umur masih muda umumnya tidak menghasilkan buah.