Oleh karena itu, pastikan lingkungan penanaman cabai tidak banyak terdapat genangan air, karena ini dapat menjadi tempat yang sangat baik untuk perkembangan jamur Colletotricum capsici dan Gloeosporium sp.
Selain itu, kita juga perlu memastikan bahwa lokasi penanaman cabai bukanlah bekas lahan cabai, tomat, terong, dan tanaman lain yang satu famili dengan tanaman cabai.
Hal ini dikarenakan spora jamur Colletotricum capsici dan Gloeosporium sp dapat bertahan di dalam tanah hingga waktu tahunan.
Baca juga: Cara Membuat Media Tanam untuk Cabai Rawit di Polybag
Usahakan menanam cabai dengan membuat jarak tanaman yang tidak terlalu rapat. Jika tanaman terlalu rapat dan hujan turun terus-menerus, maka kelembapan lingkungan penanaman tersebut akan semakin tinggi dan membuat jamur cepat berkembang.
Pemilihan bibit tentu sangat berpengaruh pada keberhasilan panen tanaman, termasuk cabai.
Oleh karena itu, pilihlah bibit yang berasal dari cabai sehat, bukan bibit dari cabai yang sebelumnya sudah terkena penyakit antraknosa. Hal ini dikarenakan spora jamur masih bisa bertahan pada benih.
Untuk mengendalikan serangan penyakit antraknosa, gunakanlah pupuk yang mengandung unsur nitrogen rendah. Sebabm unsur nitrogen dapat akan membuat tanaman menjadi rimbun yang akhirnya membuat lingkungan tanaman menjadi lembap.
Baca juga: Simak, Cara Menanam Cabai Organik agar Hasil Panennya Menguntungkan