Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penyakit Tanaman Pisang dan Cara Mengendalikannya

Kompas.com - 19 Februari 2023, 19:14 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

Lama kelamaan daun akan menguning, berwarna coklat, dan layu. Sementara itu, pada bonggol, batang, tandan, dan buah yang terserang bakteri patogen akan mengeluarkan lendir beraroma.

Warnanya juga berubah menjadi putih abu-abu hingga coklat kemerahan. Cara pengendalian penyakit tanaman pisang ini, seperti berikut:

  • Menanam pisang yang tahan serangan bakteri.
  • Tidak menanam pisang secara tumpang sari atau menanam pisang di lahan bekas budidaya tomat, kaje, terong, rimbang, leunca, meniran, atau tanaman tomat-tomatan lainnya.
  • Mengendalikan serangga vektor seperti ulat penggulung daun.
  • Membungkus buah dengan plastik saat tanaman keluar jantung atau paling lama saat sisir pertama buah pisang keluar.
  • Melakukan fungimasi tanah bekas tanaman pisang yang sakit menggunakan Methyl bromide.

Baca juga: Mengenal Ulat Pisang Penggulung Daun hingga Thrips yang Rusak Pohon Pisang

3. Penyakit darah

Penyakit darah pada buah pisang juga disebabkan oleh bakteri patogen. Bakteri penyebab penyakit ini bernama Xanthomonas celebensis.

Ilustrasi pisang, pohon pisang.SHUTTERSTOCK/BOKEH BLUR BACKGROUND Ilustrasi pisang, pohon pisang.

Penyakit ini bisa membuat daging buah busuk dan warna buah pisang berubah menjadi coklat kemerahan seperti darah. Cara mengendalikan penyakit ini yaitu dengan menanam bibit sehat, membongkar tanaman yang terserang, dan mengaplikasikan bakterisida.

4. Bercak daun

Bercak daun merupakan penyakit tanaman pisang yang disebabkan oleh infeksi jamur Mycosphaerella musicola. Gejala penyakit ini bisa dilihat dari bagian daun tanaman.

Daun yang terserang akan memiliki bintik-bintik hitam. Semakin lama bintik hitam tersebut akan membesar dan melebar membentuk noda kuning kecoklatan sampai hitam.

Baca juga: Cara Mengendalikan Ulat Pisang dengan Pestisida Nabati Daun Sirsak

Pada serangan yang lebih lanjut, seluruh daun akan menguning dan kering. Cara mengendalikan penyakit ini, seperti berikut;

Mengatur jarak tanam agar tidak terlalu rapat.
Memangkas daun yang terserang, lalu memusnahkannya.
Mengaplikasikan fungisida sistemik.

5. Penyakit kerdil

Banana bunchy top virus atau BBTV dan Abaca bunchy top virus bisa menyebabkan tanaman pisang menjadi kerdil. Kedua virus tersebut ditularkan lewat kudu daun.

Penyakit kerdil pada tanaman pisang ditandai dengan pertumbuhan lambat, daun tegak, kaku, pendek, dan juga sempit. tekstur daunnya juga rapuh dan mudah patah dengan warna berubah menjadi kuning.

Cara mengendalikan penyakit tanaman pisang ini yaitu dengan menanam bibit sehat, membongkar tanaman yang bergejala, dan menyemprotkan insektisida untuk membasmi vektor virus tersebut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau