Buah semangka digolongkan dalam beberapa kelas, yaitu kelas A (bobot buah 4 kg ke atas), kelas B (bobot buah 2 sampai 4 kg), kelas C (bobot buah kurang dari 2 kg), bentuk fisik normal, tidak terlalu masak, permukaan kulit mulus, rasanya manis serta bebas hama dan penyakit.
Baca juga: Penyakit Tanaman Semangka yang Bisa Menyebabkan Gagal Panen
Setelah dilakukan pengelompokan semangka berdasarkan klasifikasi ukuran, berat dan standar mutu yang ditetapkan, dapat pula dilakukan uji sampel kadar gula untuk menentukkan grade atau standar sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Semangka 7420-2009.
Teknik budidaya semangka menjadi salah satu faktor yang berperan sangat penting dalam mencapai produktivitas atau hasil panen.
Pada umumnya tingkat dan kualitas produksi semangka petani selama ini masih tergolong rendah.
Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon, pemupukan yang tidak berimbang, serangan hama dan penyakit tanaman, pengaruh cuaca atau iklim, serta teknis budidaya petani yang masih konvensional.
Baca juga: 5 Hama Tanaman Semangka dan Cara Mengendalikannya
Untuk meningkatkan produksi dan kualitas semangka maka penerapan teknologi budidaya metode Toping, Pruning, Arranging and Ion (Topas) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan produksi buah semangka haruslah dilakukan dengan teknik yang benar.