Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ragam Cara Menanam Kelor, Bisa dari Biji dan di Pot

Kompas.com - 26 November 2023, 20:15 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelor atau moringa (Moringa oleifera) adalah tanaman banyak dimanfaatkan daunnya untuk kesehatan. Beberapa manfaat daun kelor antara lain meningkatkan ketahanan tubuh, menyegarkan mata dan otak, dan meningkatkan metabolisme tubuh.

Daun kelor juga diyakini dapat mempercantik kulit, meningkatkan energi, melancarkan pencernaan, meningkatkan sistem sirkulasi, bersifat anti-peradangan, memberi perasaan sehat secara menyeluruh, serta mendukung kadar gula normal tubuh.

Dikutip dari laman Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Minggu (26/11/2023), pohon kelor bisa tumbuh sangat cepat semenjak ditanam dari biji dan mampu mencapai ketinggian hingga 10 meter.

Baca juga: Cara Menanam Buah Bit di Pot hingga Panen

Ilustrasi daun kelorSHUTTERSTOCK/MILLETSTUDIO Ilustrasi daun kelor

Daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai, dapat dibuat sayur atau obat.

Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau, bunga ini keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segitiga memanjang yang disebut kelentang, juga dapat dibuat sayur.

Di Indonesia, pohon kelor dapat tumbuh saat cuaca panas dan kondisi cerah. Pohon kelor dapat berbunga berbuah dan bisa menghasilkan daun serta polong sepanjang tahun yang dapat dipanen setiap bulan.

Pohon kelor dapat tetap tumbuh di daerah kering maupun sedikit air. Selain itu, pohon kelor tahan cuaca panas ekstrim.

Baca juga: Cara Menanam Cabai di Lahan Sempit, Mudah untuk Pemula

Untuk skala penanaman kelor yang baik, faktor air yang cukup dengan drainase yang baik adalah keharusan, usahakan jangan sampai menyiraman tanaman ini secara berlebihan.

Berikut beberapa cara menanam kelor yang dapat dilakukan.

Ilustrasi daun kelor.SHUTTERSTOCK/HERE ASIA Ilustrasi daun kelor.

Cara menanam kelor dari biji

Jika Anda memilih menanam kelor dari biji, yang pertama yang dilakukan adalah memilih biji kelor dengan kualitas yang baik dibanding dengan polong yang telah tua.

Buka kulit polong dan ambil biji kelor, lalu jemur di bawah terik matahari selama kurang lebih satu hari. Setalah itu, angkat dan letakkan di tempat yang sejuk.

Baca juga: Cara Menanam Catnip di Pot, Tanaman Herbal yang Kaya Manfaat

Sediakan tempat penyemaian dapat di nampan semaian, polybag atau juga dapat melakukan penyemaian ditanah dengan membuat bedengan. Media diisi dengan campuran tanah dan juga pupuk kandang.

Rendam biji kelor terlebih dahulu di dalam air hangat sebelum ditanam. Plihlah biji yang tenggelam dibanding yang mengapung karena kualitasnya.

Setelah memilih biji, semai di media penyemaian di tempat yang teduh. Lakukan penyiraman dengan teratur dalam menjaga kelembapan dari persemaian sampai tidak terlalu basah.

Kecambah akan mulai terlihat ketika berumur 7 sampai 12 hari. Setelah tumbuh mencapai 15 cm, pindahkan ke dalam polybag yang ukurannya lebih besar hingga bibit siap dipindahkan ke tanah.

Baca juga: Cara Menanam Kacang Hijau dari Biji di Kebun

Cara menanam kelor dengan teknik stek batang

Selain dengan menggunakan biji, Anda juga bisa menanam kelor dengan menggunakan teknik stek batang. Caranya dengan memotong satu tangkai dari batang kelor menggunakan pisau yang sangat tajam dengan panjang antara 30 hingga 50 cm.

Tangkai yang akan dipilih untuk menjadi bibit adalah tangkai yang tidak tua dan juga tidak muda dengan memiliki diameter sekitar 3 sampai 5 cm.

Pemotongan dilakukan dengan datar supaya area akar yang akan tumbuh menjadi semakin banyak. Masukkan hasil dari potongan tangkai yang akan dijadikan bibit ke dalam polybag.

Letakkan di area yang teduh, lalu lakukan penyiraman. Siapkan lubang tanam untuk budidaya kelor dengan dimensi 40 cm x 40 cm dan memiliki kedalaman 30 sampai 40 cm yang diisi dengan pupuk kandang.

Baca juga: Cara Menanam Bunga Lotus di Sawah Bekas Padi

Ilustrasi daun kelor, pohon kelor. SHUTTERSTOCK/MAXIMS CREATIONS Ilustrasi daun kelor, pohon kelor.

Biarkan selama seminggu sebelum melakukan penanaman.

Bibit dari pohon kelor yang telah mencapai ketinggian 30 sampai 50 cm untuk hasil dari persemaian biji bisa dipindahkan ke lahan yang telah disiapkan dengan cara merobek polybag secara perlahan, kemudian masukkan bibit ke lubang tanam.

Tutup kembali lubang dengan menggunakan tanah sisa yang ada di sekitaran lubang, dan padatkan. Setelah itu, lakukan penyiraman.

Bibit dari hasil stek bisa dipindahkan jika bibit Kelor telah mengeluarkan daun yang segar dan juga akat telah tumbuh dari batang.

Baca juga: Cara Menanam Kelor dalam Pot dengan Mudah

Perawatan pohon kelor tidak sulit, yakni dengan melakukan penyiraman yang rutin serta pemangkasan dari batang saat diperlukan.

Menanam kelor di pot

Pohon kelor juga dapat ditanam dalam pot, untuk menghemat tempat dan bisa selalu dipangkas untuk dipanen daunnya.

Namun, apabila akar sudah besar, sebaiknya segera pindahkan ke tanah agar lebih cepat membesar.

Keuntungan menanam kelor adalah secara alami pohon ini sedikit hama. Usahakan tidak memberikan pupuk kimia untuk pohon kelor yang dibudidayakan, karena akan membuat manfaat kelor menjadi berkurang.

Baca juga: Cara Menanam Okra dalam Pot, Mudah dan Cepat Panen

Pemupukan yang teratur secara organik akan membuat daya pohon menjadi lebih sehat dan menghasilkan jumlah dedaunan yang berlimpah yang kaya nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau