Stadia larva instar terakhir mempunyai panjang tubuh mencapai 2 sampai 3 cm. Namun, terdapat spesies Tirathaba sp. yang lain mempunyai panjang tubuh mencapai 4 cm, dan ditumbuhi dengan rambut-rambut yang jarang.
Serangan hama ini menyebabkan buah kelapa yang masih muda gugur. Jika menyerang titik tumbuh pada pertanaman muda, maka akan terjadi kerusakan.
Baca juga: Pedoman Menanam Kelapa Genjah yang Benar
Serangan yang parah menyebabkan layu dari titik pertumbuhan tanaman jadi terlambat. Gejala serangannya berupa bekas gerekan yang ditemukan pada permukaan buah.
Bekas gerekan tersebut berupa faeces dan serat tanaman kelapa. Larva menutupi bagian bekas gerekan dan kotoran dengan benang-benang liur larva yang dihasilkannya.
Larva sangat aktif dan bergerak cepat ketika merasa terganggu. Dalam menekan perkembangan Tirathaba sp. yang menyerang tanaman kelapa dapat dilakukan dengan cara pengendalian antara lain sebagai berikut.
Sanitasi dengan cara mengumpulkan bunga bunga-bunga yang terserang kemudian membakarnya, memotong mayang dan membersihkan pangkal daun kelapa dari pupa dan larva.
Baca juga: Cara Budidaya Kelapa agar Hasilnya Menguntungkan
Pemanfaatan musuh alami seperti lalat Tachinidae (Argyroplax basifulva), Venturia sp. (Ichneumonidae), Apenteles tirathabae (Braconidae), Telenemus tirathabae (Scelionidae), Devorgilla (Nemeritis), Palmaris (Ichneumonidae) dan Palexorista patinei.
Pengendalian dapat juga dengan menggunakan jamur entomopatogen seperti jamur Beuveria bassiana dan Metarhizium anisopliae. Larva juga dapat dikendalikan dengan nematoda entomopatogen, seperti Steinernema sp. dan predator Exypnus pulchripenneis yang memakan ulat.
Terakhir, gunakan insektisida sesuai anjuran.